Untuk penyebarannya. Satuan-satuan meriam yang dimiliki TNI (Armed) tersebar di wilayah Indonesia. Sementara untuk wilayah yang berlangganan karhutla (Sumatra dan Kalimantan) tersebar satuan meriam berkaliber 105 mm dan 155 mm dengan jarak tembak kurang lebih 10 hingga 40 kilometer.Â
Wilayah Sumatra ada 3 batalyon berlokasi di Provinsi Aceh, Sumut dan Sumsel, di Kalimantan ada 2 Provinsi Kalbar dan Kaltim. Tidak hanya itu saja TNI memiliki satuan-satuan Marinir Pertahanan Pangkalan yang tersebar di wilayah rawan karhutla dilengkapi dengan alutsista roket/meriam. Mengaplikasikan granat pemadam api juga dapat diaplikasikan pada meriam/roket KRI (Kapal Republik Indonesia) maupun pesawat/helikopter.
Efektifitas dan Efesiensi Kegunaan Granat Pemadam Api Menunjang Tugas Pokok TNI
Adapun tujuan efektifitas dan efisiensi dari pemikiran ini jika terealisasinya granat meriam/roket pemadam api. adalah sebagai berikut:
- Radius pemadaman karhutla lebih luas dan merata.
- Peluru yang ditembakan terlebih dahulu menancap ke dalam tanah sehingga dapat memadamkan api di dalam lahan gambut.
- Menjangkau area karhutla lebih jauh, sekalipun karhutla terjadi di pedalaman lereng gunung yang sulit dijangkau.
- Meminimalisir kerugian personil maupun materil dikarenakan masuk ke dalam area karhutla.
- Mempercepat pemadaman dan penyebaran kebakaran yang lebih luas. Karena mengandalkan teknologi rekayasa cuaca (penyemaian garam) masih dapat terkendala materil maupun teknis. Hujan buatan sangat dipengaruhi oleh banyak dan sedikitnya awan yang berada di atas wilayah yang membutuhkan hujan.
- Jauh dan sulitnya sumber air menjadi alternatif pengganti.
- Sebagai alternatif penggunaan pesawat yang relatif lebih mahal.
- Bila hulu ledak berupa zat co2 (karbondioksida) di desain ramah lingkungan. Selain dapat menggulangani karhutla dapat pula mencegah terjadinya karhutla dan bermanfaat membantu tumbuhan untuk melakukan proses fotosintesis.
- Dapat digunakan TNI untuk latihan maupun OMP.
Jika pengembangan granat meriam pemadam api dapat diproduksi tentunya akan menunjang tugas pokok TNI untuk melaksanakan Operasi Militer Perang (OMP) dan Operasi Militer selain Perang (OMSP). Untuk pemanfaatan OMSP sendiri sudah jelas diterangkan di atas.
Nah bagaimana untuk pemanfaatan OMP?
Dalam keadaan OMP baik kawan maupun lawan saling mengirimkan tembakan dari senjata ringan maupun senjata berat berdampak pada kerusakan dan kebakaran. Nah untuk memudahkan gerak kawan menduduki wilayah-wilayah yang terbakar penggunaan granat meriam pemadam api dapat didaya gunakan untuk memadamkan kebakaran yang disebabkan oleh perang.
Selain itu peluru pemadam api juga dapat digunakan untuk latihan simulasi pertempuran, mengganti peluru geranat konvensional. Agar mengurangi resiko dalam latihan, granat pemadam api juga dapat bermanfaat mencegah terjadinya karhutla dan dapat membantu proses fotosintesis pada tumbuhan serta dapat diaplikasikan untuk latihan simulasi memadamkan api akibat bom konvensional.
Produksi
Kemampuan memproduksi alutsista. Indonesia memiliki PT.Pindad yang telah memproduksi berbagai jenis alutsista. Untuk amunisi keseluruhan diproduksi oleh PT.Pindad termasuk amunisi lintas lengkung (meriam) meskipun meriam-meriam yang dimiliki adalah meriam produksi luar negeri. Terakhir ini PT.Pindad sedang mengembangkan produksi amunisi meriam cessar dan amunisi roket astros.
Kemampuan  PT.Pindad merupakan peluang dapat memproduksi granat meriam pemadam api. Diperlukan kolaborasi penelitian dan pengembangan oleh para ahli terkait bahan baku hulu ledak yang ramah lingkungan, atau mengembangkan teknologi yang sudah diproduksi negara lain. Untuk dikolaborasikan menjadi granat meriam pemadam api. Agar dapat diaplikasikan pada meriam/roket yang dimiliki Indonesia.