Mohon tunggu...
Erik D Wahyudi
Erik D Wahyudi Mohon Tunggu... Administrasi - .

.

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Mengoptimalkan Peranan Alutsista TNI dalam Menaggulangani Karhutla dengan Mengembangkan Granat Meriam Pemadam Api

20 September 2019   05:00 Diperbarui: 25 September 2019   15:18 276
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Gambar oleh Clker-Free-Vector-Images dari Pixabay

Oleh: Erik D Wahyudi.

Bencana karhutla (Kebakaran Hutan dan Lahan) disebabkan dari beberapa faktor. Bisa dikarenakan faktor alam maupun faktor manusia, dalam keadaan ceroboh, bisa juga disengaja. Berikut faktor-faktor penyebab kurhutla: Sumber: wikipedia.org

  1. Sambaran petir pada hutan yang kering karena musim kemarau yang panjang.
  2. Kecerobohan manusia antara lain membuang puntung rokok sembarangan dan lupa mematikan api di perkemahan.
  3. Aktivitas vulkanis seperti terkena aliran lahar atau awan panas dari letusan gunung berapi.
  4. Tindakan yang disengaja seperti untuk membersihkan lahan pertanian atau membuka lahan pertanian baru dan tindakan vandalisme.
  5. Kebakaran di bawah tanah/ground fire pada daerah tanah gambut yang dapat menyulut kebakaran di atas tanah pada saat musim kemarau.

Nah, bila sudah mengetahui sebab akibat terjadinya karhutla. Maka Kita jaga Alam, Alam jaga Kita.

Kita sadari karhutla berdampak multiefek terjadinya bencana lain, selain darurat asap dari pembakaran hutan dapat menyebabkan penyakit seperti ISPA dan membuat jarak pandang menjadi berkurang karena kabut asap. Kenali bahayanya kurangi resikonya, karhutla berdampak pada situasi masa depan antara lain: Sumber: https://ilmugeografi.com/

  1. Bencana banjir yang melanda terjadi karena hutan mengalami kebakaran dan berakibat pada gundulnya hutan sehingga tidak mampu menyimpan cadangan air saat musim penghujan yang akan menjadi penyebab tanah longsor juga.
  2. Musnahnya flora dan fauna yang hidup di hutan.
  3. Tersebarnya emisi gas karbondioksida ke udara. Asap yang timbul akibat kebakaran hutan dalam skala besar menguap ke lapisan atmosfer dan berpotensi menyebabkan pemanasan global.
  4. Bahan baku industri yang menggunakan kayu atau bahan lain dari hutan akan berkurang jumlahnya karena hutan yang terbakar.
  5. Kebakaran juga dapat menyebabkan berkurangnya sumber air sehingga kekeringan bisa menjadi bencana yang mengikuti kebakaran hutan.

Mengoptimalkan Peranan Alutsista TNI

Alutsista adalah singkatan dari alat utama sistem persenjataan. Pengertian alutsista merupakan komponen utama dalam kekuatan militer.

Nah loh, ko pake senjata! bukannya malah akan membakar, kalau menggunakan senjata?

Ada istilah  "The Man Behind The Gun". Ya, istilah tersebut banyak menggambarkan suatu keadaan dengan berbagai diksi. Tetapi untuk hal ini bukan hanya istilah. Senjata yang digunakan untuk perang dapat juga digunakan untuk kemanusian.

Melihat berita di media elektronik baik televisi maupun media online. Pelibatan TNI dalam penaggulangan bencana karhutla tidak hanya mengerakhan personil, TNI juga mengerahkan beberapa alutsista yang dimiliki. Salah satunya dengan menggunakan drone. Dilansir dari CNN Indonesia Jakarta, Tentara Nasional Indonesia (TNI) berencana menerbangkan drone untuk memantau titik kebakaran hutan dan lahan di Riau. Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto mengatakan penggunaan drone diharapkan mempermudah proses mitigasi.

Hadi menambahkan TNI telah memitigasi dengan mengerahkan alutsista untuk membantu proses pemadaman karhutla. Salah satu mitigasi yang dilakukan ialah terhadap sumur minyak yang ada di lokasi karhutla. Tak hanya itu, pihaknya juga akan mengirim eskavator untuk memperluas parit, serta pompa air dan selang agar dapat menjangkau titik api. 

Pelibatan TNI dalam penangulangan bencana dengan menggunakan alutsista sudah di atur dalam Peraturan Menteri Pertahanan Republik Indonesia Nomor 09 Tahun 2011 Tentang Pokok-Pokok Penyelenggaraan Tugas Bantuan Tentara Nasional Indonesia Dalam Menanggulangi Bencana Alam, Pengungsian Dan Bantuan Kemanusiaan. Tertuang pada Pasal 12 ayat (2) Persiapan meliputi kegiatan inventarisasi Sumber Daya Manusia TNI, perlengkapan/Alutsista, dukungan administrasi dan logistik serta latihan pendahuluan.

Hal senada diungkapkan oleh Menhan, dilansir news.detik.com  Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu meminta alutsista yang dibeli TNI harus bisa digunakan untuk penanggulangan bencana. Hal ini melihat banyaknya bencana di Indonesia pada tahun 2018.

Sementara itu, Kepala Badan Sarana Pertahanan (Kabaranahan) Kemhan, Laksda TNI Agus Setiadji mengatakan fokus pembelian alutsista tahun depan harus memiliki fungsi lain untuk penanggulangan bencana.

"TNI AU sekarang proses pengadaan pesawat amfibi yang mampu untuk melaksanakan pemadaman kebakaran di hutan-hutan. Kalau, kalau hanya mengandalkan di darat, nggak mampu sehingga kita pengadaan alutsista yang mampu untuk pemadam kebakaran di hutan," ucap Agus.

Sumber: https://www.borneonews.co.id/
Sumber: https://www.borneonews.co.id/

Teknologi Bom Pemadam Api 

Seiring dengan perkembangan teknologi, tim pemadam kebakaran saat ini hanya menggunakan semprot air dari jarak yang cukup jauh dari titik api, baik itu darat maupun udara. 

Sedangkan untuk robot atau teknologi sejenis untuk membantu memadamkan titik api pun saat ini belum terlihat pengembangannya baik produksi maupun penggunaannya. Meskipun sudah ada peneliti yang mengembangkan teknologi tersebut.

Teknologi pemadaman api dengan menggunakan bom pemadam api (fire extinguisher bomb) sudah banyak kita jumpai di pasaran situs-situs jual beli online. Berbagai jenis, bentuk. Ada yang berbentuk bola, granat manggis, bazooka.

Fire-extinguisher-bomb-fire-extinguisher-ball  Sumber: Indonesian.Alibaba.com
Fire-extinguisher-bomb-fire-extinguisher-ball  Sumber: Indonesian.Alibaba.com

Bahkan ada teknologi jenis roket, yang diakui mampu  memadamkan api dengan radius 1000 meter persegi. Lihat: https://wildfiretoday.com/ Bazalt, perusahaan Rusia yang membuat bom pesawat, bom mortir, dan peluncur granat, telah merancang bom yang dimaksudkan untuk memadamkan api hutan.

Tidak hanya jenis bom saja teknologi pemadam api saja yang berkembang, teknologi rudal dikembangkan oleh perusahaan antariksa cina, dilansir dari republika.co.id Rudal buatan perusahaan antariksa, China Aerospace Science and Industry (CASIC) ini dilaporkan dapat memadamkan api seluas 60 meter kubik. 

Rudal telah digunakan untuk pengendalian cuaca sebagai alternatif penggunaan pesawat yang lebih mahal. Selain itu, dipakai juga untuk mencegah longsoran salju dan lain-lain.Kini, rudal mulai diterapkan di bidang pemadam kebakaran khususnya untuk api yang sulit dijangkau kendaraan dalam waktu cepat yang disebut high-rise fire suppression (HFS). 

Mengaplikasikan Granat Pemadam Api Pada Alutsista Meriam

Untuk saat ini. Mungkin masih jauh kita dapat memproduksi sendiri alutsista sejenis rudal atau sejenisnya untuk memadamkan karhutla. Kemungkinan mengembangkan bom pemadam api dengan memanfaatkan alutsista yang dimiliki suatu harapan kita dapat menanggulangi karhutla.

Mengapa meriam?

Meriam merupakan jenis senjata berat yang memiliki fungsi memberikan tembakan bantuan terhadap pasukan kawan, menghancurkan lawan baik itu personil, materil maupun area. Gaya tembakan granat meriam melengkung sehinggah granat tersebut dapat menempuh jarak berpuluh-puluh kilometer lintas gunung. Apalagi jika menggunakan roket/rudal dengan kaliber besar dapat mencapai beratus-ratus kilometer.

Dalam pemadaman api khususnya karhutla. Kita bayangkan proyektil granat yang ditembakkan dari pucuk-pucuk meriam adalah granat pemadam api, memiliki berbagai macam ukuran kaliber, jangkauan, sudut tembak, dan daya tembak. Dengan demikian pemadaman akan lebih efektif dan efisien.

Sumber: https://bugispos.com
Sumber: https://bugispos.com

Sebaran Satuan Meriam TNI Wilayah Rawan Karhutla

TNI memiliki berbagai macam pasukan sesuai keahliannya, pasukan-pasukan tersebut dikenal dengan nama korps kecabangan mengoprasionalkan berbagai alutsista. Dari senjata ringan, senjata berat, alat ringan sampai alat berat dan pendukung  perbekalan angkutan, komunikasi, kesehatan dll. Semua kecabangan itu dapat di terjunkan dalam migitasi bencana untuk menunjang tugas pokok Operasi Militer Selain Perang (OMSP)

Untuk penyebarannya. Satuan-satuan meriam yang dimiliki TNI (Armed) tersebar di wilayah Indonesia. Sementara untuk wilayah yang berlangganan karhutla (Sumatra dan Kalimantan) tersebar satuan meriam berkaliber 105 mm dan 155 mm dengan jarak tembak kurang lebih 10 hingga 40 kilometer. 

Wilayah Sumatra ada 3 batalyon berlokasi di Provinsi Aceh, Sumut dan Sumsel, di Kalimantan ada 2 Provinsi Kalbar dan Kaltim. Tidak hanya itu saja TNI memiliki satuan-satuan Marinir Pertahanan Pangkalan yang tersebar di wilayah rawan karhutla dilengkapi dengan alutsista roket/meriam. Mengaplikasikan granat pemadam api juga dapat diaplikasikan pada meriam/roket KRI (Kapal Republik Indonesia) maupun pesawat/helikopter.

Efektifitas dan Efesiensi Kegunaan Granat Pemadam Api Menunjang Tugas Pokok TNI

Adapun tujuan efektifitas dan efisiensi dari pemikiran ini jika terealisasinya granat meriam/roket pemadam api. adalah sebagai berikut:

  • Radius pemadaman karhutla lebih luas dan merata.
  • Peluru yang ditembakan terlebih dahulu menancap ke dalam tanah sehingga dapat memadamkan api di dalam lahan gambut.
  • Menjangkau area karhutla lebih jauh, sekalipun karhutla terjadi di pedalaman lereng gunung yang sulit dijangkau.
  • Meminimalisir kerugian personil maupun materil dikarenakan masuk ke dalam area karhutla.
  • Mempercepat pemadaman dan penyebaran kebakaran yang lebih luas. Karena mengandalkan teknologi rekayasa cuaca (penyemaian garam) masih dapat terkendala materil maupun teknis. Hujan buatan sangat dipengaruhi oleh banyak dan sedikitnya awan yang berada di atas wilayah yang membutuhkan hujan.
  • Jauh dan sulitnya sumber air menjadi alternatif pengganti.
  • Sebagai alternatif penggunaan pesawat yang relatif lebih mahal.
  • Bila hulu ledak berupa zat co2 (karbondioksida) di desain ramah lingkungan. Selain dapat menggulangani karhutla dapat pula mencegah terjadinya karhutla dan bermanfaat membantu tumbuhan untuk melakukan proses fotosintesis.
  • Dapat digunakan TNI untuk latihan maupun OMP.

Jika pengembangan granat meriam pemadam api dapat diproduksi tentunya akan menunjang tugas pokok TNI untuk melaksanakan Operasi Militer Perang (OMP) dan Operasi Militer selain Perang (OMSP). Untuk pemanfaatan OMSP sendiri sudah jelas diterangkan di atas.

Getty Images                                          Sumber: www.bbc.com
Getty Images                                          Sumber: www.bbc.com

Nah bagaimana untuk pemanfaatan OMP?

Dalam keadaan OMP baik kawan maupun lawan saling mengirimkan tembakan dari senjata ringan maupun senjata berat berdampak pada kerusakan dan kebakaran. Nah untuk memudahkan gerak kawan menduduki wilayah-wilayah yang terbakar penggunaan granat meriam pemadam api dapat didaya gunakan untuk memadamkan kebakaran yang disebabkan oleh perang.

Selain itu peluru pemadam api juga dapat digunakan untuk latihan simulasi pertempuran, mengganti peluru geranat konvensional. Agar mengurangi resiko dalam latihan, granat pemadam api juga dapat bermanfaat mencegah terjadinya karhutla dan dapat membantu proses fotosintesis pada tumbuhan serta dapat diaplikasikan untuk latihan simulasi memadamkan api akibat bom konvensional.

Produksi

Kemampuan memproduksi alutsista. Indonesia memiliki PT.Pindad yang telah memproduksi berbagai jenis alutsista. Untuk amunisi keseluruhan diproduksi oleh PT.Pindad termasuk amunisi lintas lengkung (meriam) meskipun meriam-meriam yang dimiliki adalah meriam produksi luar negeri. Terakhir ini PT.Pindad sedang mengembangkan produksi amunisi meriam cessar dan amunisi roket astros.

Kemampuan  PT.Pindad merupakan peluang dapat memproduksi granat meriam pemadam api. Diperlukan kolaborasi penelitian dan pengembangan oleh para ahli terkait bahan baku hulu ledak yang ramah lingkungan, atau mengembangkan teknologi yang sudah diproduksi negara lain. Untuk dikolaborasikan menjadi granat meriam pemadam api. Agar dapat diaplikasikan pada meriam/roket yang dimiliki Indonesia.

Penutup

Harapan kita kedepan  tidak terjadi lagi karhutla. Apalagi karhutla disebabkan karena faktor kesengajaan dan kecerobohan manusia. Pentingnya budaya sadar bencana lebih optimal ditingkatkan dan ketegasan negara menindak pelaku pembakaran.

Kemungkinan lain terjadinya karhutla ialah faktor alam. Dengan kenali bahaya kurangi resikonya memanfaatkan teknologi kita dapat mencegah/meminimalisir resiko terjadinya karhutla agar kita siap untuk selamat. Salah satunya dengan mengembangkan granat meriam pemadam api.

Granat pemadam api berdaya guna untuk kita jaga alam. Selain berguna untuk mencegah dan menangulangani karhutla granat meriam berbahan co2 (karbondioksida) yang ramah lingkungan dapat membantu proses fotosintesis sehingga tumbuhan dapat lebih subur. Agar alam jaga kita.

Sekian, Salam Tangguh...

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun