Dunia Estetik Indonesia, koq bisa kecolongan? Ini tips pencegahannya
Baru-baru ini terungkap praktek kecantikan yang dilakukan oleh mereka yang tidak kompeten dengan produk skincare ilegal. Dan hal ini sudah berlangsung bertahun-tahun. Apa penyebabnya?
Pertama, keuntungan yang menggiurkan membuat banyak orang tidak hanya dokter (yang memiliki kompetensi) namun juga dari berbagai disiplin ilmu lainnya tertarik untuk terlibat di dalamnya.
Kedua, jika pelaku bukan seorang dokter, maka ia bisa tidak tersentuh oleh siapapun. Organisasi profesi kedokteran menganggap bukan wewenangnya. Dinas Kesehatan yang mestinya menjadi pembimbing dan penegak aturan, lebih memprioritaskan mengedukasi pelaku yang berijin resmi.
Ketiga, Sebagian masyarakat tidak peduli kelegalan praktek estetik. Godaan endorser dan harga menjadi pertimbangan utama.
Keempat, Banyak produk estetik yang ilegal bisa dengan mudah diperoleh di pasaran. Dengan harga yang relatif lebih murah tentunya.
Lalu bagaimana solusinya?
Pertama, pihak yang berwenang lebih giat lagi melakukan pengawasan. Lebih terbuka dan responsif menindaklanjuti laporan yang masuk. Termasuk di dalamnya melakukan edukasi ke masyarakat luas, pentingnya memperhatikan kelegalan dari Klinik-klinik resmi yang sudah dibina selama ini.
Kedua, masyarakat perlu berhati-hati memilih dan memilah mereka yang berpraktik dan menjual skincare. Keamanan lebih penting dari harga karena jika wajah sudah rusak, harganya jadi berkali-kali lipat. Ini bukan apes, tapi kesalahan yang dicari sendiri.
Ketiga, BPOM harus lebih giat lagi melakukan pencarian produk-produk kecantikan ilegal yang beredar.