Mohon tunggu...
Erik Tapan
Erik Tapan Mohon Tunggu... Dokter - Social Media Health Consultant

Sebagai seorang Health Consultant, saya akan berusaha memberi solusi terbaik (efisien, efektif & aman) bagi klien yang kebetulan mengalami ketidakberuntungan dengan kesehatannya. Pengalaman saya dlm bidang kedokteran, farmasi/obat2an, herbal, terapi alternatif / energi, internet dan social media. Topik yang sering ditangani: anti aging, masalah ginjal, penyakit degeneratif, lansia, dll. Silakan kontak saya untuk memperoleh waktu diskusi.

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Bali International Hospital di Kawasan Ekonomi Khusus Kesehatan, Mungkinkah Bisa Mencegah Bocornya Devisa Masyarakat Indonesia?

3 Maret 2023   09:48 Diperbarui: 3 Maret 2023   10:04 442
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bali International Hospital, https://swa.co.id

(Sekedar info saja, saat ini ada beberapa program yang dianggap baik oleh Pemerintah langsung dijalankan (meskipun belum matang dan teruji) bersama swasta. Kalau gagal, swastanya kan menderita. Jadi pihak swasta dijadikan lab uji cobanya sambil perbaikan). Pemerintah dengan segenap sumber dayanya, hendaknya meng-support swasta, jangan dibalik.

3. Full Support

Pernah dengar Citayam Fashion Week? Suatu acara yang sempat menghebohkan jagad maya. Diliput berbagai media baik online maupun konvensional. Berapa banyak yang nyiyir dan sebel dengan kepopuleran acara tersebut. Bayangkan berapa banyak talent2 yang sudah berlatih berbulan-bulan hingga bertahun-tahun, tidak memperoleh liputan sebaik CFW.

Lalu ada yang berharap CFW bisa sepopuler budaya Korea. Sayangnya sesuatu yang datang secara tiba2 tidak bisa awet. Agar bisa awet harus di-create. Melalui proses yang panjang. Sepengetahuan Dokter, pemerintah Korea lah yang bersusah payah meng-create sehingga budayanya bisa mendunia. Bukan tiba2 karena ada satu atau dua group K-Pop yang bagus, dll.

Begitu pula jika project RS VVIP ingin sukses, harus didukung semua pihak. Aturan pun harus jelas sehingga terbuka kesempatan bagi siapapun. Sebaiknya aturan dibuat tidak menabrak aturan lainnya atau kalau memang perlu, aturan direvisi atau diskresi.

Jika ingin RS VVIP sukses, pemerintah harus membuat kebijakan yang mendukung hal ini. Jangan dibiarkan pengurusnya berjuang sendiri.

Dokter masih ingat betapa gigihnya pemerintah Malaysia mempopulerkan health tourism mereka. Target mereka adalah melewati Singapore. Dokter pernah ketemu orang yang sangat giat  mendekati dokter-dokter Indonesia menawarkan kerjasama rujukan. Dokter kemudian tanya dari mana, dari Pemerintah Malaysia.

Begitu juga Dokter pernah dengar kelompok RS di India melakukan hal yang sama.

Hal yang lain, untuk meningkatkan kunjungan RS VVIP tsb., bisa dibuat semacam program second home untuk para pensiunan di sekitar tempat didirikannya RS VVIP tersebut. Permudah proses administrasinya. Latih penduduk sekitar lokasi untuk berbahasa Inggris atau bahasa lainnya yang sesuai dengan target market.

Dirikan pusat jajanan/oleh2, hotel/apartment untuk keluarga pasien.

Jadi jika ingin sukses, harus dilakukan secara bersamaan dan berkelanjutan. Pandangannya harus komprehensif.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun