Mohon tunggu...
Erik Tapan
Erik Tapan Mohon Tunggu... Dokter - Social Media Health Consultant

Sebagai seorang Health Consultant, saya akan berusaha memberi solusi terbaik (efisien, efektif & aman) bagi klien yang kebetulan mengalami ketidakberuntungan dengan kesehatannya. Pengalaman saya dlm bidang kedokteran, farmasi/obat2an, herbal, terapi alternatif / energi, internet dan social media. Topik yang sering ditangani: anti aging, masalah ginjal, penyakit degeneratif, lansia, dll. Silakan kontak saya untuk memperoleh waktu diskusi.

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Risiko Jika Anda Disuntik oleh Non Dokter, Jangan Anggap Remeh

14 Desember 2022   12:41 Diperbarui: 16 Desember 2022   14:19 699
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bisakah non dokter menyuntik?

masih tentang terapi sel (termasuk stemcell) yang ramai dilakukan oleh non dokter

Dari banyak jawaban yang diperoleh atas pertanyaan, bisakah non dokter menyuntik, bisa ditarik rangkumannya:
- asalkan suka sama suka
- dilakukan oleh orang dewasa & penuh kesadaran
Sah-sah aja.
Bukankah banyak juga pasien/keluarga pasien yang sudah trampil menyuntik obat seperti insulin & erythropeotin/epo?

Jawaban Dokter: 

Ini bukan masalah mampu/terampil atau tidak, tetapi lebih ke legal atau illegal. Sama seperti seseorang yang sudah trampil mengemudi, mungkin saat dia mengemudi, tidak masalah, tapi akan melanggar hukum jika ybs belum memiliki SIM. Kalau hanya menyuntik untuk keperluan pribadi / keluarga, menurut Dokter nggak masalah, asalkan tidak untuk publik.

Isu kedua dalam praktek penyuntikan terapi sel (umumnya, bukan per kasus), adalah keamanan.

Seperti diketahui jika obat yang disuntik diproduksi oleh laboratorium yang belum memiliki ijin, apalagi laboratorium hanya standard "home industri", selain melanggar hukum juga bisa terjadi hal-hal yang tidak diinginkan yang belum diketahui banyak orang.

Risiko yang mungkin terjadi adalah:

1. Reaksi Alergi

2. Infeksi

3. Dll.

1. Reaksi Alergi

Setiap zat yang masuk ke dalam tubuh bisa menimbulkan reaksi alergi. Mulai dari yang paling ringan, seperti gatal-gatal hingga keadaan yang bisa mengancam kehidupan seperti sesak napas. Tentu cara penanganannya perlu disiapkan oleh si penyuntik. Sudahkah itu ada di tempat penyuntikan?

Kalau itu dokter resmi, pasti sudah ada dan sudah mengetahui caranya. Salah satu syarat agar ijin prakteknya bisa dikeluarkan.

2. Infeksi

Masih belum hilang dari ingatan kita semua, kasus obat sirup yang tercemar zat yang bisa mengakibatkan gagal ginjal pada anak. Itu dilakukan (tidak sengaja) oleh produsen yang notabene telah mengantongi ijin BPOM lho. Yang begini saja masih bisa lolos, bagaimana dengan laboratorium produksi yang belum memiliki ijin.

Pencemaran pada terapi sel bisa terjadi dari sumber produksi (misalnya berasal dari placenta dari Ibu yang telah mengandung virus), maupun saat pencampuran dengan zat-zat lainnya di laboratorium pengolahan. Termasuk saat proses penyuntikkannya.

Dan bukan berarti segera setelah penyuntikan tidak terjadi sakit, berarti aman lho. Infeksi seperti Hepatitis, HIV (dan masih banyak lainnya), bisa menimbulkan gejala/terdeteksi via hasil lab, setelah berminggu-minggu hingga tahunan kemudian. Ini namanya Window Period.

Pesan untuk masyarakat, jika ingin mencoba Terapi Sel, termasuk stemcell:

- cari dokter yang kompeten, memiliki ijin resmi

- pastikan zat yang disuntik, telah diolah oleh laboratorium produksi yang telah memperoleh ijin.

Semoga bermanfaat dan sehat selalu.

Trilogi tulisan mengenai topik ini:

1. Protein Yuda oleh Dahlan Iskan

https://www.kompasiana.com/eriktapan/6397dad0d5af035e062ded93/maju-terus-drh-yuda-mari-kita-dukung-riset2nya-re-protein-yuda-dahlan-iskan

2. Risko jika Anda disuntik oleh mereka yang bukan Dokter

https://www.kompasiana.com/eriktapan/6399621308a8b5194a5c46d2/risiko-jika-anda-disuntik-oleh-non-dokter-jangan-anggap-remeh

3. Penelitan Kedokteran, haruskah heboh

https://www.kompasiana.com/eriktapan/639c00474addee10ca171da2/salah-paham-dokter-dan-penelitian-haruskah-heboh-tips-terapi-stemcell-ini-daftarnya

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun