Mohon tunggu...
Erik Tapan
Erik Tapan Mohon Tunggu... Dokter - Social Media Health Consultant

Sebagai seorang Health Consultant, saya akan berusaha memberi solusi terbaik (efisien, efektif & aman) bagi klien yang kebetulan mengalami ketidakberuntungan dengan kesehatannya. Pengalaman saya dlm bidang kedokteran, farmasi/obat2an, herbal, terapi alternatif / energi, internet dan social media. Topik yang sering ditangani: anti aging, masalah ginjal, penyakit degeneratif, lansia, dll. Silakan kontak saya untuk memperoleh waktu diskusi.

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Dokter dan Digitalisasi Layanan Kesehatan

18 November 2020   11:03 Diperbarui: 18 November 2020   11:19 232
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Logo RAKERNAS PB IDI 2020, https://www.idionline.org

Pernah dengar digitalisasi? Bukan dok, bukan pemberian obat jantung, tapi ini yang lagi trend saat ini. 

Sebaiknya Dokter tidak alergi dengan digitalisasi pelayanan kesehatan. Karena dengan adanya digitalisasi pelayanan tersebut, dokter akan menjalankan praktek dengan semakin efisien dan efektif. Asalkan mau belajar sedikit mengenai digital.

Ini contoh praktis apa yang disebut dengan Digitalisasi Pelayanan Kesehatan. Di bawah ini dokter bisa mengefisienkan dan mengefektifkan layanan kesehatan yang dokter jalankan hanya dengan biaya sekitar Rp. 200.000 / bulan. Dan semuanya itu bisa dilakukan di dalam cloud/awan yang tentunya harus memiliki akses internet. Enaknya dengan aplikasi di awan, dokter tidak perlu menyediakan perangkat apapun, hanya sebatas gadget / handphone yang sudah dimiliki. Dan ini sudah lumrah di kalangan bisnis masyarakat luas /  UMKM.

Medical Record Online

Ide ini sudah lama didengung-dengungkan. Saya ingat alm Dr Kartono Mohamad dg SIREM-nya. Namun sampai saat ini secara praktis belum ada aplikasi medrec (setidaknya yang saya ketahui) di awan yg bisa diterima sebagian besar provider kesehatan.

Mungkin ada dari berbagai pengembang, tapi kurang mendapat sambutan dari profesi. Yang terjadi saat ini masing-masing pihak menggunakan sistem medical record sendiri-sendiri dengan biaya investasi yang tidak murah. 

Agar lebih merakyat dan bisa dinikmati oleh lebih banyak user, penulis mengusulkan bagaimana jika dimulai dari BPJS Kesehatan. Lengkapnya usulan penulis, bisa klik ini.

Telekonsultasi

Digitalisasi yang bisa dilakukan saat ini di mana banyak (calon) pasien yang enggan ke Rumah Sakit / Dokter, adalah layanan Konsultasi Kesehatan. Dokter bisa bergabung dengan start up layanan kesehatan yang ada, atau membuat sendiri layanan kesehatan online hanya berdasarkan aplikasi messaging yang sudah ada. Cukup sederhana koq untuk memulai layanan kesehatan online.

CRM Online

CRM atau Customer Relation Management adalah aplikasi untuk me-maintenance pasien-pasien dokter. Dengan aplikasi yang ada sekarang, dokter bisa mengirim WA tanda terima kasih setelah pasien berobat, WA Selamat Ulang Tahun dan Selamat Hari Raya bagi pasien-pasien Dokter secara personal dan otomatis. Aplikasi ini menggunakan cloud juga.

Antri Online

Ada aplikasi online juga yang bisa mengatur pasien-pasien dokter dalam ber-antri. Berbeda dengan aplikasi antri yang selama ini banyak beredar di pasaran ataupun sudah digunakan di berbagai klinik/rumah sakit, aplikasi antri online ini menggunakan WA dan email untuk pemberitahuan sehingga pasien dokter bisa santai dulu di rumah sebelum gilirannya tiba.

Accounting & POS

Penulis sedang mencari aplikasi online Accunting dan POS yang cocok untuk Klinik. Sabar ya..

Demikian sedikit aplikasi yang bisa dilakukan Dokter untuk mendigitalisasi layanan Dokter. Semoga informasi ini bisa bermanfaat. Yukk kita digitalisasi layanan kesehatan yang kita lakukan.

Dr. Erik Tapan, MHA

Dokter Internet Indonesia

https://eriktapan.com

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun