Sekitar 10 tahun (mungkin lebih) saya berkesempatan studi banding mengenai penerapan e-health di Malaysia. Waktu itu selain ke beberapa RS Private/Swasta, kami dibawa ke RS Selayang yang merupakan RS Pemerintah. Ternyata meskipun RS Pemerintah (yang menurut kami, pasti teknologinya lebih baik dari swasta), namun sistem dan perangkatmya sudah ketinggalan. Penasaran, saya bertanya koq bisa ketinggalan?
Penyebabnya di Malasyia jika ada program baru yang akan diperkenalkan, umumnya dicoba dahulu di RS Pemerintah, jika sudah berhasil baru diajak RS Swasta mana yang tertarik ikutan. Kalau tidak berhasil? Ya itu resiko yang harus ditanggung pemerintah agar industri RS bisa berkembang dengan sehat. So sweet!! Bandingkan jika ada program baru di Indonesia (BPJS misalnya).
Â
Kembali ke Laptop
Mengakhiri cerita ini, ingin disampaikan, besok harinya saya kembali menerima telpon dari Ali yang menanyakan kabar, apakah semuanya sudah berjalan OK?
Itu namanya Customer Service. Tidak salah memilih printer sejuta umat, Hewlett Packard.
Semoga tulisan ini bisa memberi inspirasi kepada: Pemerintah Indonesia maupun perusahaan yang ada di Indonesia dalam rangka menghadapi era MEA.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H