Marhaban ya ramadhan
Disebuah perkampungan, tidak jarang ditemui orang-orang yang sedang melakukan tradisi ruwahan sebelum datangnya bulan suci Ramadhan.
Tradisi ruwahan berasal dari kalender Jawa yaitu bulan " Ruwah" , bulan sebelum memasuki bulan yang penuh berkah ini.
Ruwahan bisa dimaknai dengan suatu tradisi yang dibiasakan masyarakat dan menjadi sebuah budaya dalam satu sekali untuk menyemarakkan datang nya bulan Ramadhan.
Tradisi ruwahan sebenarnya hampir mirip dengan " Punggahan " yang juga sama-sama berziarah dan mengunjungi para leluhur yang sudah mendahului kita.
Leluhur tidak hanya tokoh penting saja. Akan tetapi orang-orang terdekat kita yang sudah meninggal, misalnya ayah, ibu, kakek, nenek dan lain sebagainya bisa dikunjungi.
Tradisi ruwahan berasal dari Semarang yang isinya mungkin sama dengan daerah yang lain. Hanya saja, beragam nama yang membedakan nya.
Manfaat melaksanakan tradisi ruwahan
Ada beragam manfaat yang bisa digapai baik dirasakan diri sendiri maupun berdampak baik bagi orang lain.
- 1. Sebagai perantara dan silaturahmi dan pengiriman doa-doa: acara ruwahan memang identik dengan berdoa mengunjungi tempat peristirahatan terakhir orang-orang terkasih yang sudah lebih dulu mendahului kita. Ruwahan juga bisa menjadi penghantar doa-doa bagi mereka agar mereka senantiasa dilimpahkan ampunan, rahmat dan kasih sayang dari Allah SWT.
- 2. Sebagai pengingat kematian: setiap yang bernyawa akan merasakan yang namanya kematian. Ajal atau maut, siapapun didunia ini tidak ada yang tahu. Karena jodoh, nasib, rezeki dan maut hanyalah Allah yang tahu semuanya.
- 3. Mendapatkan pahala dan introspeksi diri: Umat muslim yang berniat tulus mendoakan orang-orang yang sudah meninggal. Sudah pasti Allah SWT akan memberikan balasan yang pantas untuk nya. Dan kemungkinan juga diganti dengan hal yang lebih baik lagi.
Bisa saja didatangkan rezeki berlimpah ruah---ketentraman---keberkahan---kemudahan---kenikmatan---kerukunan dan lain sebagainya
Contoh: jika daerah perkampungan saya, usai berkunjung ke tempat peristirahatan terakhir orang-orang terkasih dari keluarga mereka masing-masing.
kemudian dilanjutkan dengan acara makan bersama dimushola. Disanalah berbaur dari anak-anak, ibu-ibu, bapak bapak. Semuanya ada.
---
Demikian dan Selamat Berpuasa
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H