Seseorang yang mendengar ucapan lugas bernada lirih tersebut sontak tertegun dan mungkin hatinya juga terpukul.
***
Contoh lain, ketika sebuah santunan anak yatim yang mengharuskan mereka disuruh berdiri dan berada ditengah tengah orang yang sedang menyaksikan anak yatim itu.
Seolah-olah anak yatim itu sedang dipromosikan, bahwa ini lho wajah anak yatim ini? Ini harus dikasihani? Ini harus dikasih iba.
Padahal disisi lain, anak yatim tersebut pasti merasa malu, mengapa harus ada acara ini dengan dipertontonkan kepada orang orang tentang dirinya yang harus dikasihani.
Risih? Malu? Sedih? Hancur? Kecewa? Pilu.. Campur aduk terjadi.
Tapi tak bisa berbuat apa-apa saat itu.. Selain pasrah.
Alangkah baiknya santunan anak yatim dilakukan secara pribadi atau individu justru lebih baik.
Menjelang bulan Suci ramadhan ini, berbagi kebahagiaan itu penting. Tapi melihat situasi kondisi orang-orang disekitar kita akan perasaannya jauh lebih penting.
Kisah lainnya hampir mirip seperti ini ( Disini)
---