Mohon tunggu...
Erika Santi
Erika Santi Mohon Tunggu... pegawai negeri -

Konsentrasi pada perbaikan dan pengembangan kepribadian dan umat ; sebuah komitmen

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Blackberry 220909

18 Juni 2013   17:45 Diperbarui: 24 April 2018   23:25 637
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Suamiku mengambil sesuatu dari ranselnya.Mataku benar-benar berbinar melihat apa yang ada dalam genggamannya, BLACKBERRY, sahabat. Iya, BLACKBERRY! Benda yang sangat kuinginkan dan pastinya kubutuhkan. Suamiku memberikan BB tersebut, aku menerimanya dengan setengah tidak percaya. Kau mau tahu mengapa sahabat ? Karena aku tahu pasti, beliau tidak mungkin bisa membelinya. (Kutahu isi dompetnya hahhahahhaaa..).

"Ri, kamu tahu kenapa Bung demikian bersemangat berkeliling stand untuk mendapatkan kupon tambahan? Karena salah satu doorprizenya BB, benda yang selalu kamu idam-idamkan. Bung nggak peduli hadiah lain, tujuan Bung satu, BB," mataku berkaca. "Jadi setelah Bung telepon kamu, Bung berkeliling ke stand-stand. Setelah masuk kedua puluh stand, Bung dapat lagi 1 kupon dengan menunjukkan bukti dari stand-stand yang Bung datangi. Kemudian, Bung sama Pak Wahyu, Ardi dan lainnya mengikuti pengundian.

Setiap keluar nomor kupon, Bung biasa aja karena bukan untuk BB undiannya. Karena semakin malam, banyak peserta yang menyerah. Mereka kembali ke kamar. Tapi Bung bertahan ingat BB itu. Tekad Bung, BB itu harus untuk kamu. Karena ada diantara teman-teman yang balik ke kamar itu ninggalin kupon mereka, Bung pungut kupon-kupon itu supaya peluang makin besar. Bung disemangatin sama teman-teman," suamiku bercerita sambil menatapku.  "Bung nggak malu ?" tanyaku. "Nggak, ngapain musti malu, Ri ? Ardi dan kawan-kawan juga mompain semangat Bung.. Ayo Bang, semangat! ALLAHUAKBAR !!! Saya do'ain Abang dapat." Bung nggak peduli dan nggak malu-malu Ri mungutin kupon-kupon itu. Teman-teman bantuin juga mungutin.

Terus, sebelum pengundian BB, ada ibu-ibu dari Sumut dapat TV. Kata Bung dalam hati, "Nggak pa pa dia dapat TV. Yang penting BB untuk Bung. Lagi pula susah bawa TV ke Lampung."Malam makin larut, semakin banyak yang menyerah karena ngantuk. Bung aja diajakin teman-teman ke kamar. Bung nggak mau, Bung tahan kantuk Bung. Nah, tiba saatnya BB diundi. Bung deg-degan Ri ! Diundi, keluar satu kupon. Bukan nomor kupon Bung. Setiap keluar kupon dari undian, orang-orang berteriak, "Nggak ada, nggak ada, hangus, hangus." Bung juga ikutan teriak Ri.. Berkali-kali keluar kupon, bukan nomor Bung. Untungnya orang - orangnya nggak ada. Pas diundi lagi, disebut satu nomor kupon,  nomor kupon Bung, Ri ! Bung langsung meloncat dan setengah berlari menuju ke depan. Bung terbayang wajah kamu, Ri. Kamu pasti seneng. Ketika BB ada ditangan Bung, Bung nggak bisa melukiskan perasaan Bung. Terutama Bung nggak bisa membayangkan bahagianya kamu. Oh ya, banyak banget yang fotoin Bung, karena BB itu hadiah utama," cerita suamiku membuatku menangis dan terpesona.

"Terimakasih ya Bung atas cinta dan perhatiannya, makasiih.." kataku bingung harus ngomong apa. Ternyata kejutan itu tidak sampai disitu saudara-saudara..."Besok paginya, ada yang mau beli BB itu, Ri.. Tapi, Bung nggak kasih. Bung bilang sama orangnya, berapapun mau dibayarnya, Bung nggak bakal kasih. Mau tahu kenapa, Ri ? Coba kamu lihat tanggal produksi di kotak BB ini, Ri," kata suamiku dengan penuh keharuan. "Coba, Ri lihat," kulihat tanggalnya.  Deg, perasaanku bercampur haru sahabat.. Mau tahu yang kulihat ? 6 digit angka : 220909. Angka 6 digit ini adalah milad pernikahan kami yang ke-3 tahun. SUBHANALLAH, WALHAMDULILLAH, WA LAILAHAILLALLAHU ALLAHUAKBAR.

Ya ALLAH, BB tersebut adalah hadiah pernikahan kami yang ke-3 tahun dari-Nya. Ya, bener-bener dari ALLAH SWT, sahabat. Thanks God... Kami berdua menangis bersama.Hari berlalu. Alhamdulillah, karena aku satu-satunya yang punya BB di BPS Lampung, setelah pejabat BPS sampai dengan eselon III wajib punya BB, aku mengajar privat Kepala BPS Lampung (saat itu Bapak Drs. Mohamad Razif, M. Si) mengoperasikan BB. Dan seterusnya, BB tersebut sangat bermanfaat.

Sampai suatu hari, adik iparku datang dari Bandung ke rumah kami untuk berlibur. Bapak dan Mak juga ada di rumah. Aku masih ingat sabtu pagi itu, Mak sama Ayu keluar rumah. Karena aku khawatir mereka membeli oleh-oleh untuk Ayu pulang ke Bandung, aku menelepon Mak dari atas motor (pagi itu aku mau berangkat pengajian rutin dengan dibonceng suami),"Mak, nggak usah beli oleh-oleh lagi untuk Adek Ayu, Misna (panggilan mertuaku untukku) udah beli." Setelah menelepon mertuaku, BBku kumasukkan ke saku gamis (salahku tidak kupastikan terlebih dahulu masuk atau tidak BB itu).

Sampai ditempat pengajian aku baru sadar BB itu tidak ada di saku. Bersama salah satu teman pengajian, aku menyusuri jalan yang tadi kulalui mencari BB itu, tapi tidak ketemu. Namun, kalau ditelepon masih aktif, sms masih terkirim. Aku berkeyakinan udah ada yang menyimpan BB tersebut. Pulang pengajian, suamiku komplain karena beliau menelepon tidak kuangkat. Sms tidak kubalas. Dengan takut, sedih dan lain-lain, kuceritain kepada beliau apa yang telah terjadi. Kalian pasti tahu reaksi suamiku sahabat, iya benar...suamiku marah. Hhhhh....aku benar-benar sangat menyesal telah demikian ceroboh. Kuterima saja marahan beliau. Karena memang aku salah.

Bapak dan Mak membelaku (Mereka kasihan melihat aku dimarahin..) "Decky, dulu juga kamu hilangin hp, Bapak sama Mak aja nggak marah," kata mertuaku. Oh ya, saat itu aku sedang mengandung si kembar. Aku berdo'a, "Ya ALLAH, bila memang itu bukan rezekiku, aku ikhlas. Berikanlah ganti yang lebih baik lagi, walaupun dalam bentuk yang berbeda (dalam batin aku berharap kemudahan dalam melahirkan si kembar), aamiin." Alhamdulillah, 23 September 2010 aku melahirkan si kembar dengan sangat mudah dan melalui persalinan normal. Sebagai usaha yang terakhir, akhirnya suamiku mengirim sms ke BBku bahwa siapa yang menemukan, mohon untuk dikembalikan dan akan diberi imbalan sepantasnya. Aku juga demikian. Tapi nggak ada respon.

"Bung nggak mau kasih kamu hp lagi," kata suamiku masih marah. Tapi itu hanya sesaat saja. Karena pada saat miladku yang ke-31 tahun, beliau membelikanku hp Nokia C3. Dan alhamdulillah sahabat, akhirnya BB telah lama ada di genggaman kembali (aku beli BB baru.... :))

Suamiku tercinta Decky Ferdiansyah 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun