Mohon tunggu...
ErikaDifaNadiaKharisma
ErikaDifaNadiaKharisma Mohon Tunggu... Lainnya - pelajar

sedang ingin belajar menulis

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Cerpen: Ini Kisahku, Kisahmu, Kisah Kita

12 November 2020   12:47 Diperbarui: 12 November 2020   12:51 130
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dena Verennia namanya namun orang-orang sering memanggilnnya Nia,ia adalah gadis desa yang ceria. Sejak ayahnya mencari nafkah ke Jakarta Nia dan keluarga kecilnya tinggal menetap juga di Jakarta. Pagi yang indah dengan mentari nan elok membuka cakrawala. Hari ini adalah hari pertama Nia duduk di bangku SMK setelah ia lulus dari sekolah Menengah Pertama. Ia diantar ibunya ke sekolah baru yaitu SMK Budi Pekerti,ia masuk di kelas X Perhotelan 1.

"Ibu sampai sini saja ya nak,kamu belajar yang rajin." ucap Ibu Nia di depan kelas.

"Tapi,Bu." Nia yang terus memegangi tangan ibunya dengan nada ketakutan.

"Tapi kenapa nak? kamu sudah besar harus berani mandiri,lihat teman-temanmu mulailah berkenalan dengan mereka." Ibu Nia meyakinkan anaknya.

"Baiklah,aku akan mencobanya Bu." Ucap Nia dengan nada sedikit kesal.

"Oke,Ibu pamit ya Nak." sembari berjalan meninggalkan Nia.

Nia mulai berkenalan dengan teman barunya di kelas. Nia adalah anak yang mudah akrab dengan seseorang,dengan begitu Nia mudah juga untuk mendapat teman bahkan sahabat di kelas. Ia duduk dengan seorang anak yang periang yang bernama Felicia. 

"Hai,boleh aku duduk disini?" tanya Nia dengan suara malu-malu.

"Hai juga,tentu saja boleh. Perkenalkan namaku Felicia panggil saja Cia,siapa namamu?" jawab anak itu dengan ramah.

"Terimakasih,namaku Dena Verennia kamu bisa memanggilku Nia"

Jalan beberapa minggu mereka mulai akrab dan saling menceritakan kepribadiannya masing-masing. Tak terasa sudah satu semester Dena lewati di sekolah barunya itu bersama teman-teman kelas yang sangat menyenangkan apalagi wali kelasnya. Wali kelas Dena bernama Reza,namun murid-murid di sekolah mengenalnya dengan sebutan Pak Eja.

Kelasnya terkenal dengan anak yang susah diatur,hobi bermasalah dengan guru,dan lain-lain dengan banyak negatifnya. Padahal banyak anak di kelas Dena adalah anak yang pintar dan solidaritas tinggi. Pernah waktu itu satu kelas disibukkan dengan penentuan tanggal ulangan harian sampai satu kelas saling ribut dengan penentuan ulangan harian itu,akhirnya guru sejarah itu meniadakan ulangan tersebut. 

Tidak hanya itu,disuatu siang yang terik bel berbunyi menunjukkan tepat pelajaran Pak Egi,dia adalah guru mata pelajaran Fisika. Kelas Dena sering kali bermasalah dengan guru tersebut. 10 menit kelas Dena menunggu,akhirnya Pak Egi datang.

"tok,tok,tok" suara telapak kaki dengan sepatu terdengar dari kejauhan.

Bimo teman kelas Dena yang jahil dan beberapa anak memandu ingin menjahili Pak Egi.

"Eh,kita kerjain balik saja Pak Egi itu. Waktu itu kita telat masuk kelas kita gak dibolehin masuk sama dia." ucap Bimo mengompori teman-temannya.

"Nah iya tuh setuju banget" sorak ria teman-teman kelas menjawab rencana Bimo.

Akhirnya mereka berencana menempelkan kertas bertuliskan "tidak ada pintu terbuka,untuk yang terlambat". Setelah ditempel mereka semua masuk ke kelas dengan menutup pintu rapat-rapat.

Terdengar dekat pak Egi membuka pintu.

"tttttrrrrreeetttt" pintu terbuka.

"Maksud kalian apa nempel-nempel kertas bertuliskan seperti ini? kalian ini tidak tahu sopan santun ya!" dengan nada sangat marah.

"Maaf Pak saya dan teman-teman tidak bermaksud tidak sopan kepada Bapak,kami hanya bercanda pak" Agus sebagai ketua kelas menjelaskan agar keadaan kelas kembali dingin.

"Bercanda seperti ini? sudahlah Bapak tidak ingin mengajar kalian selama sebulan sebagai hukumannya" Ucap Pak Egi dengan ketus sembari meninggalkan kelas menuju ruang guru.

"Tuhkan,kalian sih."

"Gimana ni?bisa-bisa kita ketinggalan materi untuk UAS nanti."

(terdengar ramai semua anak saling menyalahkan Bimo dan teman-temannya)

"Oke oke tenang ini salahku,aku akan bertanggung jawab. Ayo kita selesaikan masalah ini,Gus" Bimo mengajak Agus menemaninya ke ruang guru.

Disana mereka menjelaskan dengan sopan dan meminta maaf atas kejadian tadi dikelasnya. Akhirnya Pak Egi memaafkannya,dan menarik ucapan untuk hukuman yang tadi ia katakan. Bimo dan Agus mengajak Pak Egi kembali ke kelas. Setelah tiba di kelas semua anak meminta maaf atas perilakunya tadi.

Dena sangat bangga terhadap teman-teman kelasnya,karena berani bertanggung jawab atas segala perbuatannya.

Bersambung.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun