Mohon tunggu...
erika avalokita
erika avalokita Mohon Tunggu... Freelancer - ibu rumah tangga

suka nulis dan silat

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Cinta

1 Juni 2017   08:54 Diperbarui: 1 Juni 2017   09:38 525
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cintaku tak akan jauh dari mu. Cintaku menyatu balut kasihmu – Anang Krisdayanti

Lagu ini ‘sesuatu’ bagi saya. Pernah hits di akhir 96 dan awal 97, dinyanyikan oleh pasangan Anang dan Krisdayanti. Lagu ini nancep di hati, bukan soalan asmara.

Begini ceritanya:

Saya pindah dari Denpasar ke Jakarta November 1996 dan berkantor di Wisma IWI sisi tol jl Arjuna (seberang Universitas Esa Unggul). Tapi kantor pusat kami terletak  di Wisma AKR (jl Panjang Kebon Jeruk). Jarak IWI - AKR sekitar 1,5 km, mbulet dan macet.

Saya mengontrak dengan teman sekantor ( bertiga) . Jarak kontrakan dengan AKR kurang lebih 250 meteran. Setiap hari ada shuttle dari AKR ke IWI. Kami terbiasa memakai shuttle pk 08.30. Di kontrakan, saya sendiri yang “orang jauh”. Keluarga dua teman itu di Bogor dan Pasar Minggu. Ngontrak dekat kantor memang salah satu solusi tepat untuk mengatasi macetnya Jakarta. Tiap libur, mereka pulang ke rumah masing-masing.  

Masa awal di Jakarta, berat sekali buat saya.  Gak krasan sama sekali. Dari soal makanan, soal transportasi; soalan besar sampai kecil bikin pusing. Terbiasa di Denpasar yang kecil dan banyak teman; kemana-mana bisa pake motor. Tiga tahun di Bali saya sudah at home banget. Bahagia, sentosa.Di Jakarta semuanya berubah. Makanan, ritme hidup, teman dan hal-hal lain yang harus disiasati.  

Ada teman di Jakarta, tapi nun jauh di Pasar Minggu.Jadi teman ex Denpasar pada ngumpul di Pasar Minggu. Cuma saya sendiri di Kebon Jeruk.  Saya sesekali menginap di kost teman dan bertemu dengan beberapa teman lainnya di Kalibata Mal. Hehe. Dolan saya sudah jauh saat itu.

Jika homesick berat, saya ke Surabaya terus ke Jember atau Denpasar.  Kalau sudah gitu saya minta ijin ke bos. Karena bos saya ini adalah mantan bos di Denpasar, jadi bisa cincai cincai lah.

“Gimana sih baru masuk dua bulan,  sudah minta cuti. Mana bisa?” katanya sambil teriak-teriak.  

“Bang, aku mau ke Denpasar ketemu teman-teman. Tolong deh,” saya. 

“Ijin aja”

Ok, dapat dua hari ijin plus dua hari libur, jadi dapat empat hari. Yuhuu..  

Sampai di Denpasar saya juga dimarah-marah sama teman-teman.  Gimana sih, udah di Jakarta, bolak balik Denpasar mlulu. Hahaha. Haduuh saya sedih. Kalau inget, saya norak banget  waktu itu. Tobat.

Setelah itu saya berusaha tabah di Jakarta. Dikuat-kuatin. Gak boleh sering-sering homesick. Lagi krismon dan kerjaan di Jakarta banyak (waktu itu mulai demo-demo turunin Soeharto). Jadi, tiap minggu saya ke Pasar Minggu aja, pake angkot, bus trus angkot lagi. Ketemu teman-teman.

Nah, disela-sela membangun ketabahan hati itu, video klip Cinta by Anang dan Krisdayanti itu tiap hari ditayangkan oleh beberapa televisi sekitar pk 08.00. Anang dan Krisdayanti nyanyi, nenteng gitar trus mereka muter-muter peluk-pelukan. Krisdayanti pake bando putih bunga-bunga. haha. Kayaknya shootingnya di hutan UI deh.

Diputar tiap hari  sampai berbulan-bulan ! Tiap hari ! Entah kenapa, kami bertiga baru berangkat kantor setelah lagu ini kelar.

Berjalan kaki ke  AKR, biasanya salah satu dari kami bersenandung lagu itu. Karena dengar tiap hari, lama-lama ya apal. “Cintaku tak akan jauh darimu”. Kami menyanyikan bergantian menyusuri trotoar, melewati pipa-pipa galian  dan kendaraan yang menderu. Trus ditimpa cerita tentang tugas-tugas kantor.

Besoknya liat di teve, berangkat dan nyanyi itu lagi sepanjang jalan. Setelah bersenandung, kami ngobrol.  

Saya gak bisa makan gado-gado gimana ya. Mules liatnya, seperti tumpukan sampah. saya. Ya lama-lama nanti terbiasa. Beli porsi dikit dulu, pake nasi aja. Dicoba, kata teman sekontrakan. Bla-bla..

Lantas kami bersenandung lagi. Cintaku tak akan jauh dari mu....hu..hu..

Di masa-masa itu, saya mulai tabah di Jakarta. Mulai realistis bahwa ini Jakarta, jalanan bukan bau dupa dan bunga seperti Denpasar.

Mulai ngerti kenapa banyak orang yang gak bisa naik motor (waktu itu). Mulai ngerti kenapa orang bisa tertidur di bus atau angkot (saya sendiri pernah salah naik angkot harusnya Kebon Jeruk, karena ngantuk dan tertidur, kesasar di Pasar Kebayoran Lama). Akhirnya saya harus naik ojek ke kontrakan, padahal pk 10 malam. Mulai berlajar makan yang asin-asin dan pedas, meski perut mules-mules terus. Harus melupakan jukut urab Bali yang amat saya suka (hu..hu). Rasanya, Denpasarpun jauuuuh di belakang hahaha...

Mulai menyesuaikan diri dengan pola berfikir praktis. Cari gereja yang dekat-dekat aja. Duit ditaroh di dua tempat, di kantong dan dompet, biar gampang ambil ongkos angkot. Bawa botol aqua supaya gak dehidrasi. Berteman dengan banyak orang; ya Batak, Ambon, Betawi, Jawa.... semuanya. Mulai enjoy makan gado-gado, nasi uduk, bubur ayam. Intinya, sudah dapat chemistrynya.

Akhirnya saya benar-benar  bisa menyatu dengan Jakarta. Sepanjang perjalanan itu sampai sekarang, banyak hal sudah tak sama; ada yang tetap dan ada yang berubah. Tidak semua abadi. Ada yang terlupa dan saya lupakan. Ada yang tetap di benak. Ada juga yang sudah berusaha dilupakan, tapi masih nongoool aja ..hehehe.

Seperti lagu itu, ada yang tetap ada yang berubah; yang nyanyi aja sudah pisahan .. hehehe...

Jadi jika mendengar lagu Anang Krisdayanti  itu,  yang ada di kepala saya adalah trotoar dari kontrakan ke AKR, pipa-pipa galian dan deru kendaraan di Kebon Jeruk. Masih lekat di benak.

Cintaku tak akan jauh dari mu. Cintaku menyatu balut kasihmu. Cintaku cintamu tak akan pudar. Hu..hu...Untuk selamanya

Jakarta, 31 Mei 2017

#dearyou

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun