Mohon tunggu...
Erika AdeaningNirvananda
Erika AdeaningNirvananda Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Mahasiswa UIN Syarif Hidatullah Jakarta

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pemakaian Huruf Kapital dan Huruf Miring

30 Maret 2023   21:37 Diperbarui: 30 Maret 2023   21:41 235
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

1.Huruf kapital atau Huruf Besar

Huruf kapital adalah huruf yang ditulis dengan huruf besar pada awal kalimat dan pada akhir kalimat yang kita bubuhkan tanda titik (Effendi, 2010:179). Berikut huruf kapital dalam Tata Bahasa Indonesia:

a.Huruf kapital atau huruf besar digunakan sebagai huruf pertama kata pada awal kalimat. Contoh:

1)Semoga Allah Swt. Memberkati usaha Saudara.

2)Kita harus bekerja keras

3)Apa maksudnya?

b.Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama petikan langsung.

Contoh:

1)Pak Haji itu berkata, "Salatlah pada waktunya!"

2)Adik bertanya, "Kapan kita pulang?"

c.Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama dalam ungkapan yang berhubungan dengan keagamaan, nama Tuhan dan kitab suci, termasuk kata ganti untuk Tuhan.

 Contoh:

1)Al-Quran adalah pembeda antara yang hak dan yang batil.

2)Selain al-Quran kita juga harus meyakini Injil, Zabur, dan Taurat. suci agama Budha adalah Tripitaka dan kitab suci agama Hindu adalah Weda.

3)Ya Allah, hanya kepada-Mu kami menyembah dan hanya kepada-Mu kami meminta pertolongan.

2. Huruf Miring

Huruf miring adalah huruf yang tercetak miring dalam terminologi tipografi disebut italic. Huruf italic ini biasanya digunakan untuk memberikan penekanan pada sebuah kata. Disamping itu, huruf-huruf ini juga dipakai untuk menunjukkan istilah atau kata yang berasal dari bahasa asing. Dalam hal ini huruf bercetak miring pada umumnya dipakai pada pengutipan judul buku, nama koran, atau media pers.

Huruf miring juga biasa digunakan untuk menegaskan kata atau bagian tertentu dalam kalimat atau penulisan kata-kata yang bukan merupakan bahasa Indonesia seperti istilah bahasa asing atau bahasa daerah. Penggunaan huruf miring dalam tulisan adalah sebagai berikut:

a.Huruf miring dipakai untuk menuliskan judul buku, nama majalah, atau nama surat kabar yang dikutip dalam tulisan, termasuk dalam daftar pustaka. Contoh:

1)Saya sudah membaca buku Salah Asuhan karangan Abdoel Moeis.

2)Majalah Poedjangga Baroe menggelorakan semangat kebangsaan.

3)Berita itu muncul dalam surat kabar Cakrawala.

b.Huruf miring dipakai untuk menegaskan atau mengkhususkan huruf, bagian kata, kata, atau kelompok kata dalam kalimat. Contoh:

1)Huruf terakhir kata abad adalah d.

2)Dia tidak diantar, tetapi mengantar.

3)Dalam bab ini tidak dibahas pemakaian tanda baca.

4)Buatlah kalimat dengan menggunakan ungkapan lepas tangan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun