2. Infrastruktur Buku Cetak
Banyak sekolah di daerah terpencil masih kesulitan mendapatkan buku cetak yang berkualitas. Untuk menerapkan kebijakan seperti Swedia, pemerintah harus memastikan distribusi buku cetak yang merata ke seluruh pelosok Indonesia.
3. Budaya Digital yang Sudah Mengakar
Generasi muda Indonesia sudah terbiasa dengan perangkat digital. Mengubah kebiasaan ini membutuhkan pendekatan yang hati-hati agar siswa tidak merasa “mundur” dalam hal teknologi, tetapi melihat buku cetak sebagai alat yang mendukung pembelajaran.
Alih-alih kembali sepenuhnya ke buku cetak, Indonesia dapat mengadopsi pendekatan hibrida, yaitu mengintegrasikan buku cetak dengan teknologi digital. Beberapa langkah yang dapat dilakukan meliputi:
1. Memprioritaskan Buku Cetak untuk Materi Dasar
Buku cetak dapat digunakan untuk pelajaran yang memerlukan pemahaman mendalam, seperti bahasa Indonesia dan matematika. Dengan demikian, siswa memiliki waktu untuk benar-benar menyerap konsep-konsep penting tanpa gangguan digital.
2. Meningkatkan Kualitas dan Akses Buku Cetak
Pemerintah harus memastikan bahwa buku cetak yang disediakan menarik dan berkualitas tinggi. Ilustrasi, layout, dan konten harus dirancang agar memotivasi siswa untuk membaca.
3. Pemanfaatan Teknologi Secara Bijak
Teknologi digital dapat digunakan sebagai alat pendukung, misalnya untuk simulasi, video pembelajaran, atau kuis interaktif. Namun, penggunaannya harus dibatasi pada waktu tertentu agar tidak mengurangi konsentrasi siswa.