Dalam kehidupan sehari-hari, pasti kita pernah menghadapi situasi di mana orang lain tidak menghargai usaha terbaik kita. Sebaik apa pun kita bersikap, ada saja orang yang tidak suka dengan apa yang kita lakukan. Hal ini sering membuat kita bertanya-tanya: "Apa salahku? Apa aku memang tidak cukup baik?" Padahal, masalahnya bukan selalu pada kita, tetapi pada lingkungan yang mungkin tidak sesuai dengan nilai atau energi yang kita bawa.
Realitanya, kita tidak bisa memaksa semua orang untuk menyukai kita. Tapi yang perlu diingat adalah, kita punya kendali penuh untuk menjadi versi terbaik dari diri sendiri. Daripada sibuk memikirkan apa yang orang lain katakan tentang kita, lebih baik kita alihkan fokus untuk terus memperbaiki diri dan belajar.
Generasi milenial dan Gen Z tumbuh di era digital, di mana semua orang berlomba-lomba menunjukkan pencapaian, opini, bahkan kehidupan pribadinya di media sosial. Dalam dunia seperti ini, penilaian orang lain terasa seperti hal yang tidak bisa dihindari. Cukup satu unggahan di Instagram atau satu cuitan di Twitter, ratusan komentar bisa muncul dengan berbagai perspektif, mulai dari yang mendukung hingga yang mengkritik.
Namun, perlu diingat bahwa penilaian orang lain, apalagi yang negatif, sebenarnya tidak selalu mencerminkan kebenaran. Kadang, komentar buruk muncul karena ada rasa iri, prasangka, atau bahkan sekadar ketidaksukaan tanpa alasan. Kita tidak bisa mengontrol itu.
Daripada larut memikirkan komentar negatif, lebih baik tanyakan pada diri sendiri: Apakah pendapat orang lain itu benar-benar relevan dengan tujuan hidup kita? Kalau tidak, kenapa harus peduli?
Ada pepatah yang bilang, "Kita adalah rata-rata dari lima orang terdekat dalam hidup kita." Lingkungan sangat berpengaruh pada bagaimana kita berkembang. Kalau kita merasa berada di tengah circle yang terus meremehkan, menghakimi, atau bahkan menjatuhkan, mungkin sudah saatnya untuk mengevaluasi hubungan tersebut.
Teman-teman yang baik adalah mereka yang mendukung, jujur, dan ingin melihat kita tumbuh. Mereka tidak harus selalu memuji kita, tapi mereka memberikan kritik yang membangun, bukan yang menyakitkan. Jadi, kalau kamu merasa tidak dihargai di suatu lingkungan, jangan takut untuk keluar dan mencari circle yang lebih positif.
Ingat, berani keluar dari zona toxic adalah bentuk cinta terhadap diri sendiri.
Seringkali kita terlalu sibuk memikirkan apa yang orang lain pikirkan tentang kita, sampai lupa bahwa yang sebenarnya penting adalah apa yang kita pikirkan tentang diri kita sendiri. Kalau kita terus-menerus mengharapkan validasi dari orang lain, hidup kita akan terasa melelahkan.
Daripada menghabiskan energi untuk menyenangkan semua orang, coba fokus pada pertanyaan berikut:
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!