Ada beberapa risiko yang harus diperhatikan ketika terlalu bergantung pada AI untuk kebutuhan kesehatan mental:
1. Kurangnya Pendekatan Personal
AI tidak bisa memahami nuansa kompleks dari pengalaman hidup seseorang. Masalah yang membutuhkan pendekatan personal atau terapi jangka panjang tidak bisa diselesaikan hanya dengan berbicara kepada mesin.
2. Privasi dan Keamanan Data
Ketika berbicara dengan AI, informasi pribadi kita kemungkinan besar disimpan dalam database yang digunakan untuk meningkatkan kinerja teknologi tersebut. Hal ini bisa menjadi risiko jika data tersebut tidak dikelola dengan baik.
3. Tidak Ada Intervensi Profesional
Dalam kasus-kasus serius seperti depresi berat, keinginan bunuh diri, atau trauma mendalam, AI tidak bisa menggantikan peran psikolog atau psikiater. Jika seseorang hanya mengandalkan AI, masalah mendasar yang memerlukan penanganan serius mungkin tidak terselesaikan.
4. Potensi Ketergantungan Emosional
Merasa "dimengerti" oleh AI bisa membuat seseorang terlalu bergantung pada teknologi ini, sehingga menghindari interaksi sosial nyata atau enggan mencari bantuan dari manusia lain.
Jadikan AI sebagai Alat, Bukan Solusi Utama
Meskipun AI menawarkan solusi yang murah dan cepat, penting untuk diingat bahwa teknologi ini seharusnya hanya menjadi pendukung, bukan pengganti profesional di bidang kesehatan mental. Sama seperti buku self-help atau video motivasi, AI dapat membantu seseorang memahami diri sendiri, tetapi tidak bisa memberikan perawatan mendalam yang diperlukan dalam kasus-kasus tertentu. Sebagai pengguna, kita harus tetap bijak dalam memanfaatkan teknologi ini. Jika merasa beban mental semakin berat atau mengalami gejala-gejala yang mengganggu kehidupan sehari-hari, langkah terbaik adalah berkonsultasi dengan profesional.