Selalu Bilang "Nggak Apa-Apa", Tapi Hati Berantakan: Sampai Kapan?
Pernah nggak sih, kalian ngalamin fase hidup di mana kita terus-terusan bilang, "Nggak apa-apa kok," padahal hati sebenarnya berantakan banget? Kayak ada badai kecil di dalam dada, tapi kita harus tetap senyum, pura-pura tenang, dan seolah segalanya under control. "Selalu bilang nggak apa-apa, tapi hati berantakan" relate banget nggak tuh? Â
Kadang situasi hidup bikin kita terpaksa angkat topeng dan ngomong "I'm fine," meski jelas-jelas enggak. Bisa karena nggak mau ribet ngejelasin, takut ngeganggu orang lain, atau malah nggak tahu harus cerita ke siapa. Tapi tahu nggak sih, lama-lama capek juga pura-pura oke, padahal dalam hati rasanya udah napas sesek banget. Â
Topeng "Nggak Apa-Apa" yang Melelahkan
Jujur aja, hidup pakai topeng itu exhausting. Kita berusaha keras terlihat kuat, nggak terpengaruh, bahkan pas lagi di titik terendah. Semua demi satu hal: biar nggak dianggap lemah. Masalahnya, kalau kita terlalu sering bilang "nggak apa-apa," lama-lama kita sendiri percaya kebohongan itu, sementara luka dalam hati terus menumpuk kayak gunung es. Â
Bukannya selesai, malah jadi makin parah. Bayangin aja, kamu nahan tangis terus-terusan, sampai lupa kapan terakhir kali benar-benar jujur sama perasaanmu sendiri. "It's okay not to be okay," tapi kita sering lupa sama konsep itu, ya nggak? Â
Ke Mana Harus Meluapkan?
Masalahnya, di mana sih tempat aman buat jujur? Kadang, bahkan teman terdekat pun nggak ngerti atau malah sibuk ngasih nasihat yang nggak kita butuhin. "Stay strong," "It'll get better," or worse, "Kamu terlalu baper." Gimana mau cerita kalau ujung-ujungnya malah bikin makin sesek? Â
Di sinilah kita sering terjebak. Pengen teriak, pengen nangis, pengen cerita---tapi takut nggak ada yang peduli. Kita akhirnya nyimpan semuanya sendiri, kayak beban itu cuma milik kita. Padahal manusia itu nggak dirancang buat nanggung semuanya sendirian. Â
Wajar Kok, Nangis!
Serius deh, siapa yang bilang nangis itu lemah? Faktanya, nangis itu sehat, lho. Menangis bisa jadi cara tubuh buat melepas emosi yang udah numpuk. Tapi di dunia ini, sering kali kita dipaksa buat terlihat "sempurna." Nggak boleh kelihatan sedih, nggak boleh kelihatan rapuh, harus selalu kelihatan "on." Â
Tapi coba deh, berhenti sejenak. Tarik napas dalam-dalam, dan jujur sama diri sendiri. Kalau memang lagi sedih, ya nangis aja. Kalau lagi marah, nggak apa-apa kok buat nunjukin. Bukan berarti kamu lemah, tapi justru kamu berani jujur sama diri sendiri.Â
Hidup Tanpa Topeng: Mungkinkah?
Pertanyaannya, bisa nggak sih kita jadi manusia tanpa topeng? Yang saat sedih ya bilang sedih, saat marah ya ungkapin marah, tanpa takut dihakimi? Â
Jawabannya: bisa, tapi nggak mudah. Kita perlu mulai dari diri sendiri. Berani jujur, nggak hanya ke orang lain, tapi terutama ke diri kita. Kadang kita terlalu keras sama diri sendiri, nggak ngasih ruang buat healing atau sekadar merasa. Padahal, fase "hancur berantakan" itu wajar banget. Â
Ingat pepatah, "Kita dibanting dulu untuk dibentuk." Kalau kamu lagi ada di titik rendah, jangan lupa: itu cuma bagian dari proses. Sesakit apa pun, kamu nggak akan terus-terusan di situ. Bahkan setelah hujan badai pun, pelangi pasti bakal muncul, meski harus menunggu lama. Â
Take Your Time
Kalau sekarang kamu lagi di fase pura-pura nggak apa-apa, coba pelan-pelan berhenti. Luangin waktu buat ngobrol sama hati sendiri. Mau nangis, nangis aja. Mau cerita, cari orang yang bener-bener bisa dipercaya. Dan kalau nggak ada, nggak apa-apa kok buat nulis, curhat ke buku, atau bahkan ngomong sendiri di kamar. Yang penting, jangan simpan semua sendirian. Â
Hidup emang kadang nggak adil, dan mungkin kamu ngerasa dunia belum berpihak sama kamu. Tapi percayalah, ini cuma satu chapter dari cerita panjang hidupmu. Kadang kita harus melewati badai sebelum akhirnya sampai di pelabuhan yang tenang. Â
Jadi, kalau kamu lagi bilang "nggak apa-apa" tapi hati berantakan, coba ubah mindset. It's okay not to be okay, karena kamu nggak sendirian. Dan ingat, apa pun yang kamu rasakan sekarang, itu valid. Jangan takut buat jujur, karena jujur adalah langkah pertama buat sembuh. Â
You Got This!
Akhirnya, cuma kamu yang tahu apa yang terbaik buat dirimu. Mau nangis, nangis. Mau marah, marah. Yang penting, jangan lupa buat terus melangkah. Sekuat apa pun badai yang datang, kamu pasti bisa melewatinya. Dan kalau suatu hari kamu lihat ke belakang, kamu bakal sadar: semua ini bikin kamu jadi versi terbaik dirimu. Â
So, Kompasianer, stop bilang "nggak apa-apa" kalau sebenarnya kamu nggak baik-baik aja. Let's be real. Karena di dunia ini, kita semua lagi berjuang. And guess what? You're doing great, even if it doesn't feel like it right now.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H