Mohon tunggu...
Ririe aiko
Ririe aiko Mohon Tunggu... Freelancer - Penulis, Pengajar dan Ghost Writer

Pemenang Sayembara Penulisan FTV Indosiar, Penulis Buku Antalogi KKN (Kuliah Kerja Ngonten) Elex Media, Penulis Eduparenting, Penulis Cerpen Horor @roli.telkomsel dan penggiat puisi esai di satupena Contact person : erikae940@gmail.com Follow Me : Instagram : Ririe_aiko

Selanjutnya

Tutup

Parenting Pilihan

Jangan Membiasakan Anak Menertawakan Penderitaan Orang Lain

6 Desember 2024   08:53 Diperbarui: 6 Desember 2024   08:57 71
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

3. **Hargai Perasaan Orang Lain**  
Biasakan anak untuk meminta maaf jika mereka menyakiti teman, baik sengaja maupun tidak. Ini membantu mereka memahami bahwa perasaan orang lain itu penting.  

4. **Diskusikan Batasan Humor**  
Humor itu baik, tapi harus sehat. Diskusikan dengan anak tentang jenis-jenis humor yang pantas dan tidak pantas. Jangan biarkan mereka berpikir semua yang lucu itu boleh ditertawakan.  

**Menyiapkan Anak untuk Dunia yang Lebih Beradab**  

Kita tidak hanya mendidik anak untuk hidup hari ini, tapi juga untuk masa depan. Anak-anak yang diajarkan empati sejak kecil akan tumbuh menjadi orang dewasa yang beradab, yang tahu kapan harus tertawa dan kapan harus memberikan bantuan.  

Bayangkan dunia di mana anak-anak kita tidak lagi menertawakan teman yang terjatuh, tapi langsung membantu mereka berdiri. Dunia di mana mereka tidak mengejek orang lain karena kekurangan, tapi menawarkan uluran tangan. Dunia di mana mereka paham bahwa empati adalah bagian penting dari kemanusiaan.  

**Tugas Kita, Masa Depan Mereka**  

Mendidik anak memang tidak mudah, apalagi di tengah kesibukan. Tapi, ini adalah investasi jangka panjang. Anak-anak yang kita didik hari ini adalah generasi yang akan memimpin dunia esok hari. Apa kita ingin dunia diisi oleh orang-orang yang menertawakan penderitaan orang lain? Atau oleh mereka yang mau membantu tanpa diminta?  

Pilihan ada di tangan kita. Mari mulai dari hal kecil. Ubah kebiasaan buruk menjadi kebiasaan baik. Ajarkan empati, tanamkan rasa hormat, dan tunjukkan bahwa kemanusiaan itu dimulai dari hal-hal sederhana. Jangan biarkan anak-anak kita tumbuh menjadi pribadi yang menjadikan penderitaan orang lain sebagai hiburan. Dunia ini sudah cukup sulit tanpa ditambah kurangnya empati.  

Jadi, yuk, mulai sekarang, mari perhatikan apa yang kita ajarkan kepada anak-anak kita. Ingat, mereka belajar dari kita. Ajari mereka untuk tertawa bersama, bukan menertawakan. Dunia butuh lebih banyak orang yang peduli, bukan yang hanya mencari hiburan dari luka orang lain.  

---  
Bagaimana menurut Anda? Artikel ini semoga bisa jadi pengingat bahwa kecilnya kebiasaan, jika dibiarkan, bisa membawa dampak besar di masa depan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun