Mohon tunggu...
Ririe aiko
Ririe aiko Mohon Tunggu... Freelancer - Penulis, Pengajar dan Ghost Writer

Penulis Poem, Eduparenting, Trip, dan Ghost Story. Sangat Menyukai Traveling dan Dunia Literasi Contact person : erikae940@gmail.com Follow Me : Instagram : Ririe_aiko

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Tak Hanya Kurikulum, Otoritas Guru Harus Merdeka

4 November 2024   20:24 Diperbarui: 4 November 2024   22:17 30
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber : galeri pribadi 

Selain itu, peran orang tua juga penting dalam mendukung otoritas guru. Orang tua harus menyadari bahwa kehadiran guru adalah bagian dari kerja sama dalam mendidik anak. Menjadi pribadi yang berkarakter baik membutuhkan proses, dan guru adalah salah satu kunci utama dalam proses tersebut. Bila orang tua hanya melindungi anak dari segala konsekuensi atas tindakan mereka, anak tidak akan pernah belajar untuk memahami batasan atau menghargai orang lain.

Ketika orang tua mengabaikan nasihat atau teguran dari guru, yang sebenarnya bertujuan baik, anak cenderung tumbuh dengan rasa tidak terikat oleh aturan. Anak mungkin akan menjadi pribadi yang sulit menerima kritik, tidak mau belajar dari kesalahan, dan merasa dirinya selalu benar. Dalam jangka panjang, karakter semacam ini dapat berdampak pada kehidupan mereka di masa depan, baik dalam lingkungan sosial maupun dunia kerja.

Para pakar pendidikan juga mengungkapkan bahwa anak yang dibesarkan dalam lingkungan yang terlalu protektif cenderung memiliki daya juang yang rendah dan sulit beradaptasi dengan tekanan atau masalah di luar lingkungan keluarganya. 

Mereka terbiasa mendapatkan dukungan penuh dari orang tua, sehingga saat dihadapkan dengan situasi sulit, mereka cenderung bingung dan kehilangan arah. Sebaliknya, anak yang diajarkan untuk menerima konsekuensi atas perbuatannya akan memiliki karakter yang lebih kuat dan mampu bertanggung jawab.

Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi telah mengeluarkan kebijakan Kurikulum Merdeka yang bertujuan untuk memberikan kebebasan kepada siswa dalam memilih cara belajar yang sesuai dengan bakat dan minat mereka. Namun, tak cukup hanya kurikulum yang merdeka; para gurunya pun harus mendapatkan kemerdekaan dalam menjalankan peran mereka.

Kemerdekaan guru bukan berarti tanpa batas. Seperti halnya siswa yang harus belajar dalam koridor tertentu, guru pun harus mendidik dengan bijaksana dan sesuai aturan. Yang diperlukan di sini adalah keseimbangan antara kebebasan mengajar dengan perlindungan hukum bagi guru. 

Jika ada aturan atau kebijakan yang mengatur mekanisme teguran atau sanksi yang jelas dan bijaksana, maka guru akan lebih percaya diri dalam mendidik tanpa perlu khawatir berlebihan. Dengan demikian, guru dapat berfokus pada pengembangan karakter anak, bukan sekadar menyampaikan pelajaran.

Penting bagi masyarakat untuk memahami bahwa pendidikan adalah tanggung jawab bersama. Dukungan masyarakat dalam memahami peran guru sangat diperlukan, sehingga tercipta lingkungan pendidikan yang sehat dan mendukung tercapainya tujuan pendidikan. 

Menghargai otoritas guru adalah salah satu cara untuk memastikan bahwa pendidikan karakter dapat berjalan efektif. Jika masyarakat terus meragukan peran guru, lalu siapa lagi yang akan mendidik anak-anak kita agar menjadi pribadi yang lebih baik?

Kebebasan dalam pendidikan harus mencakup kebebasan bagi guru untuk menjalankan peran mendidik dengan penuh tanggung jawab dan tanpa rasa takut. Jika orang tua dan masyarakat mendukung dengan memberikan kepercayaan, serta mengedepankan komunikasi dan pemahaman, maka guru dapat mendidik tanpa merasa terancam. Merdeka bukan hanya dari sisi kurikulum, tetapi juga dari otoritas guru, dalam membentuk masa depan anak-anak menjadi lebih baik.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun