Mohon tunggu...
Ririe aiko
Ririe aiko Mohon Tunggu... Freelancer - Penulis, Pengajar dan Ghost Writer

Penulis Poem, Eduparenting, Trip, dan Ghost Story. Sangat Menyukai Traveling dan Dunia Literasi Contact person : erikae940@gmail.com Follow Me : Instagram : Ririe_aiko

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Fenomena Banyaknya Gen-Z yang Dipecat Karena Kurangnya Motivasi

29 Oktober 2024   07:25 Diperbarui: 29 Oktober 2024   07:41 111
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ini dapat memicu perasaan rendah diri dan cemas pada mereka yang merasa tertinggal. Tekanan ini, menurut sebuah studi dari American Psychological Association, sering kali berdampak negatif pada kesehatan mental Gen Z dan membuat mereka lebih mudah merasa stres atau cemas di tempat kerja.

2. Ketergantungan pada Validasi Eksternal. Gen Z sering kali terbiasa mendapatkan validasi dari "like," "share," dan komentar di media sosial. 

Ketika berhadapan dengan dunia nyata yang tidak selalu memberikan validasi secara instan, banyak dari mereka merasa kurang dihargai. 

Mereka cenderung membutuhkan dorongan atau pengakuan yang lebih sering dibandingkan generasi lain. Ketika mereka merasa kurang dihargai atau tidak diakui, mereka mudah kehilangan motivasi dan merasa tidak cocok dengan pekerjaan tersebut.

3. Pandangan Terhadap Kesehatan Mental yang Berbeda. Generasi ini juga lebih terbuka terhadap isu kesehatan mental dan cenderung mengutamakan kesejahteraan mental dibandingkan dengan generasi sebelumnya yang sering kali mengabaikan kesehatan mental demi tanggung jawab kerja. 

Kecenderungan ini membuat Gen Z lebih sensitif terhadap stres kerja, dan tidak segan-segan untuk meninggalkan pekerjaan yang dianggap mengancam kesejahteraan mental mereka.

Untuk mengatasi masalah ini, beberapa langkah dapat diambil oleh perusahaan dan generasi Z sendiri. Perusahaan dapat menciptakan lingkungan kerja yang lebih inklusif dan fleksibel agar Gen Z merasa nyaman dan terinspirasi. 

Pelatihan komunikasi interpersonal dan pengembangan soft skill dapat membantu mereka menyesuaikan diri dengan tuntutan kerja. Di sisi lain, Gen Z juga perlu lebih mengembangkan kemampuan untuk beradaptasi dan mengelola ekspektasi mereka terhadap pekerjaan.

 Memahami bahwa kerja keras dan dedikasi tidak selalu memberikan hasil instan merupakan pelajaran yang perlu mereka pelajari untuk mengembangkan motivasi internal.

Fenomena banyaknya Gen Z yang dipecat atau keluar dari pekerjaan karena kurangnya komunikasi dan motivasi adalah isu yang kompleks dan membutuhkan pemahaman dari berbagai sisi. 

Kombinasi karakteristik unik mereka, ekspektasi terhadap dunia kerja, dan perubahan sosial yang cepat menjadi tantangan yang perlu dijembatani.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun