Mohon tunggu...
Ririe aiko
Ririe aiko Mohon Tunggu... Freelancer - Penulis, Pengajar dan Ghost Writer

Penulis Poem, Eduparenting, Trip, dan Ghost Story. Sangat Menyukai Traveling dan Dunia Literasi Contact person : erikae940@gmail.com Follow Me : Instagram : Ririe_aiko

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Tantangan dan Peluang di Bawah Kepemimpinan Baru

25 Oktober 2024   17:44 Diperbarui: 25 Oktober 2024   17:44 104
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pelantikan presiden baru merupakan peristiwa penting yang menyiratkan harapan besar rakyat Indonesia. Pada momen ini, banyak tantangan krusial yang dihadapi bangsa, terutama dalam upaya meningkatkan kesejahteraan dan memberdayakan seluruh lapisan masyarakat. 

Seiring perubahan kepemimpinan, Indonesia dihadapkan pada peluang dan harapan untuk memperbaiki sejumlah permasalahan mendasar seperti penyerapan tenaga kerja, pemberantasan kemiskinan, peningkatan kualitas pendidikan, dan pemberantasan korupsi. 

Melalui kebijakan yang berorientasi pada rakyat, presiden baru diharapkan dapat menghadirkan perubahan yang substantif. Berikut ini adalah beberapa isu strategis yang menjadi perhatian utama.

1. Penciptaan Lapangan Kerja yang Inklusif dan Aksesibel

Menciptakan lapangan kerja yang luas dan mudah diakses menjadi salah satu agenda utama untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) per Februari 2023, tingkat pengangguran terbuka di Indonesia mencapai 5,45%, dan meskipun ada tren penurunan, tantangan penyerapan tenaga kerja masih signifikan. 

Penyerapan tenaga kerja yang inklusif memerlukan kebijakan yang tidak hanya menciptakan pekerjaan, tetapi juga menyederhanakan persyaratan yang seringkali menjadi hambatan, terutama bagi kelompok masyarakat yang berpendidikan rendah atau tinggal di pedesaan. 

Pemerintah perlu memfasilitasi akses ke pekerjaan melalui pengembangan program pelatihan yang relevan dengan kebutuhan industri serta mendukung sektor-sektor yang potensial dalam menciptakan pekerjaan, seperti agrikultur, manufaktur, dan ekonomi kreatif. 

Kebijakan yang pro-investasi juga akan memperkuat ekosistem ketenagakerjaan di dalam negeri, baik melalui investasi domestik maupun asing yang berpotensi menciptakan lapangan kerja berkelanjutan.

2. Pemberantasan Kemiskinan yang Berbasis pada Program Pemberdayaan

Kemiskinan adalah masalah multidimensional yang memerlukan pendekatan menyeluruh. Pada September 2022, BPS mencatat bahwa sekitar 26,36 juta penduduk atau 9,57% dari total penduduk Indonesia masih hidup di bawah garis kemiskinan. Angka ini menunjukkan adanya kebutuhan mendesak untuk memperkuat kebijakan pemberdayaan masyarakat yang efektif. 

Pemberantasan kemiskinan memerlukan intervensi yang mencakup bantuan langsung tunai, subsidi kebutuhan dasar, dan akses ke layanan pendidikan serta kesehatan yang berkualitas. Untuk mencapai hasil yang berkelanjutan, pembangunan ekonomi daerah dan program pemberdayaan berbasis masyarakat harus diintensifkan. 

Pembangunan infrastruktur di daerah terpencil juga dapat menjadi langkah konkret untuk meningkatkan akses terhadap peluang ekonomi dan mengurangi ketimpangan wilayah. Dengan demikian, masyarakat di wilayah tertinggal dapat memperoleh kesempatan yang setara untuk meningkatkan kualitas hidup.

3. Program Makan Siang Gratis di Sekolah sebagai Intervensi Nutrisi dan Pendidikan

Program makan siang gratis di sekolah merupakan salah satu kebijakan yang berpotensi besar dalam meningkatkan kualitas gizi serta mendukung performa akademik siswa. Riset menunjukkan bahwa akses nutrisi yang baik berkorelasi dengan kemampuan belajar yang lebih baik. 

Program serupa telah diterapkan secara efektif di berbagai negara, yang menunjukkan peningkatan konsentrasi belajar, menekan angka putus sekolah, serta memperbaiki status gizi anak-anak. 

Implementasi program makan siang gratis di Indonesia, terutama di wilayah miskin atau pedesaan, diharapkan dapat mengurangi beban ekonomi keluarga sekaligus mendukung kesehatan anak-anak. 

Pemerintah dapat berkolaborasi dengan sektor swasta dan masyarakat untuk menciptakan sistem yang berkelanjutan. Keberhasilan program ini tidak hanya berdampak pada kesehatan dan pendidikan anak, tetapi juga berpotensi mengurangi ketimpangan akses gizi antarwilayah.

4. Penguatan Sistem Pendidikan untuk Membangun Generasi Berkualitas

Pendidikan adalah fondasi utama dalam pembangunan bangsa, dan kualitas pendidikan di Indonesia masih memerlukan perhatian khusus. Berdasarkan data Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi, beberapa wilayah di Indonesia masih mengalami tantangan dalam hal angka partisipasi sekolah yang rendah, keterbatasan tenaga pengajar yang kompeten, dan fasilitas pendidikan yang tidak memadai. 

Pemerintah harus merumuskan kebijakan yang dapat mengatasi kesenjangan dalam akses pendidikan dan meningkatkan kualitas pendidikan secara menyeluruh. 

Peningkatan anggaran pendidikan untuk mendukung fasilitas di sekolah-sekolah terpencil, pengembangan kapasitas guru, dan penyediaan teknologi digital untuk menjangkau wilayah sulit dapat mempercepat transformasi pendidikan. Pendidikan yang berkualitas akan menciptakan generasi yang kompetitif, inovatif, dan berkontribusi aktif dalam pembangunan nasional.

5. Pemberantasan Korupsi yang Komprehensif dan Berkelanjutan

Korupsi merupakan masalah struktural yang memiliki dampak serius terhadap pembangunan ekonomi, kepercayaan publik, dan stabilitas sosial. Berdasarkan Indeks Persepsi Korupsi (IPK) 2023 yang dirilis oleh Transparency International, Indonesia berada di peringkat 96 dari 180 negara, mencerminkan masih tingginya tantangan dalam pemberantasan korupsi. Presiden baru diharapkan memperkuat dukungan terhadap lembaga antikorupsi seperti Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dalam menjalankan tugasnya. 

Kebijakan transparansi dan akuntabilitas di seluruh lembaga pemerintahan perlu diperketat, termasuk dengan memperkuat regulasi dan mekanisme pelaporan pelanggaran (whistleblowing system). Pemberantasan korupsi juga memerlukan partisipasi masyarakat dalam pengawasan publik dan penyadaran akan bahaya korupsi melalui pendidikan antikorupsi di sekolah. 

Pemberantasan korupsi yang efektif harus melibatkan berbagai lapisan masyarakat, baik melalui penegakan hukum maupun edukasi. Dengan menciptakan budaya antikorupsi yang kuat, generasi muda akan tumbuh dengan kesadaran untuk menjunjung integritas dan etika.

Perjalanan Indonesia dalam mencapai kesejahteraan, keadilan, dan pembangunan berkelanjutan memerlukan dukungan dari semua elemen bangsa. Kepemimpinan presiden baru menjadi simbol harapan akan transformasi yang lebih baik, namun untuk mewujudkan visi ini, dibutuhkan kebijakan yang tidak hanya terfokus pada satu aspek, tetapi mencakup berbagai sektor penting bagi masyarakat.

Pada akhirnya, keberhasilan dalam memenuhi harapan rakyat tidak hanya bergantung pada kebijakan yang dirumuskan, tetapi juga pada pelaksanaan yang konsisten dan transparan. Dukungan serta partisipasi aktif dari masyarakat dan semua pemangku kepentingan akan menjadi kunci dalam mencapai perubahan positif. Dengan strategi yang terencana dan berkelanjutan, presiden baru diharapkan mampu membawa Indonesia menuju masa depan yang lebih sejahtera, berkeadilan, dan bebas dari korupsi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun