Mohon tunggu...
Ririe aiko
Ririe aiko Mohon Tunggu... Freelancer - Penulis, Pengajar dan Ghost Writer

Penulis Poem, Eduparenting, Trip, dan Ghost Story. Sangat Menyukai Traveling dan Dunia Literasi Contact person : erikae940@gmail.com Follow Me : Instagram : Ririe_aiko

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Kurikulum Merdeka ala Finlandia Tepatkah Tetap dilanjutkan di Indonesia?

24 Oktober 2024   06:51 Diperbarui: 24 Oktober 2024   07:03 155
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber : id.pngtree.com

Sebelum sepenuhnya menerapkan model Kurikulum Merdeka Finlandia, Indonesia perlu mempertimbangkan beberapa hal penting. Pertama, perlu ada perubahan paradigma terkait pentingnya pendidikan di kalangan masyarakat. Ini tidak hanya melibatkan siswa, tetapi juga orang tua, guru, dan pemangku kepentingan lainnya. Guru perlu lebih terlatih untuk menginspirasi dan membimbing siswa agar lebih mandiri dalam belajar.

Kedua, perbaikan infrastruktur pendidikan juga menjadi hal yang sangat mendesak. Kualitas pendidikan di berbagai daerah harus merata agar penerapan kurikulum yang fleksibel seperti Kurikulum Merdeka bisa efektif. Tanpa fasilitas yang memadai, sulit untuk mendorong siswa untuk belajar mandiri.

Ketiga, perlu ada penekanan pada pengembangan karakter dan tanggung jawab siswa. Salah satu kelemahan dari penerapan Kurikulum Merdeka di Indonesia adalah kurangnya pemahaman bahwa kebebasan dalam belajar juga harus diimbangi dengan tanggung jawab. Tanpa kesadaran ini, siswa cenderung menjadi malas dan mengabaikan pentingnya proses belajar.

Penerapan Kurikulum Merdeka ala Finlandia di Indonesia adalah langkah ambisius yang, jika dilakukan dengan benar, memiliki potensi untuk meningkatkan kualitas pendidikan di tanah air. Namun, tantangan kultural dan sosial yang ada membuat penerapan ini tidak bisa dilakukan secara langsung tanpa penyesuaian. Indonesia perlu membangun kultur disiplin dan tanggung jawab yang kuat di kalangan siswa serta meningkatkan kualitas fasilitas pendidikan secara merata. Jika tidak, Kurikulum Merdeka bisa berakhir hanya sebagai konsep yang indah di atas kertas tanpa dampak signifikan di lapangan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun