Mohon tunggu...
Ririe aiko
Ririe aiko Mohon Tunggu... Freelancer - Penulis, Pengajar dan Ghost Writer

Penulis Poem, Eduparenting, Trip, dan Ghost Story. Sangat Menyukai Traveling dan Dunia Literasi Contact person : erikae940@gmail.com Follow Me : Instagram : Ririe_aiko

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Cianjur dan Bubur di Pagi itu

22 Oktober 2024   13:25 Diperbarui: 22 Oktober 2024   14:02 47
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tidak terlalu kuat, tapi juga tidak terlalu samar, sebuah harmoni yang sempurna di setiap suapan.

Di atas bubur itu, berbagai toping tersaji, mulai dari irisan ayam yang empuk hingga kerupuk renyah yang memberi tekstur. Namun, yang paling membuat bubur ini begitu istimewa adalah kehadiran sate usus, sate ati ampela, dan sate telur puyuh yang menambah dimensi rasa. 

Gurihnya usus yang lembut, perpaduan kenyal ati ampela, dan tekstur unik telur puyuh seperti melengkapi puzzle rasa dalam mulutku. Setiap gigitan membawa sensasi berbeda, seperti irama yang berubah dalam sebuah simfoni, memberikan kejutan dan kenikmatan di saat bersamaan.

Rasa bubur ini bukan hanya tentang sarapan, melainkan tentang ingatan. Seolah setiap suapan membawa kembali kenangan perjalanan, kehangatan suasana pagi, dan aroma khas Cianjur yang tak pernah terlupakan. 

Ada sesuatu yang magis dalam kesederhanaan bubur ini, sesuatu yang membuatku merasa bahwa meski aku jauh dari rumah, aku menemukan kehangatan yang tak bisa dijelaskan dengan kata-kata.

Setelah menyelesaikan mangkuk terakhir, aku duduk sejenak, membiarkan seluruh inderaku tenggelam dalam keheningan kota kecil ini. Cianjur, dengan segala kesederhanaannya, selalu berhasil menambatkan hatiku. 

Tak hanya melalui cita rasa bubur yang luar biasa, tetapi juga dengan pesona alamnya yang memukau. Perjalanan ini seolah mengingatkan bahwa kebahagiaan tak selalu harus ditemukan dalam hal-hal besar. 

Terkadang, ia hadir dalam bentuk semangkuk bubur hangat di pagi hari, ditemani suara motor yang tenang, dan jalan-jalan yang sunyi di bawah langit yang mulai terang.

Aku tahu, suatu hari nanti, aku akan kembali ke sini. Cianjur dan bubur ayamnya telah menjadi bagian dari perjalanan hidupku, sebuah kisah yang selalu ingin ku ulangi. Dan di setiap perjalanan, aku akan selalu menemukan cara baru untuk merasakan keindahan yang sederhana, namun penuh makna. 

Sampai jumpa di cerita perjalananku berikutnya!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun