Mohon tunggu...
Ririe aiko
Ririe aiko Mohon Tunggu... Freelancer - Penulis, Pengajar dan Ghost Writer

Penulis Poem, Eduparenting, Trip, dan Ghost Story. Sangat Menyukai Traveling dan Dunia Literasi Contact person : erikae940@gmail.com Follow Me : Instagram : Ririe_aiko

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Berkereta Memberi Ruang Pada Mata untuk Menikmati Sajian Semesta

20 Oktober 2024   13:47 Diperbarui: 20 Oktober 2024   14:14 46
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber : galeri pribadi

Aliran sungai yang jernih mengalir di tengah lembah itu, memantulkan sinar matahari yang tampak seperti kilauan emas di atas permukaan air. Aku terpana. 

Dari dalam kereta, pemandangan ini terlihat seperti lukisan hidup, sempurna dan menenangkan.Suara aliran sungai terasa hampir nyata, seolah-olah aku bisa mendengar gemericik airnya yang berbisik lembut di antara bebatuan. Lembah itu terasa seperti dunia lain, jauh dari kebisingan dan kesibukan kota. 

Setiap pepohonan, setiap helai daun yang menari ditiup angin, dan setiap tikungan sungai seolah berbicara kepada jiwaku, mengundang kedamaian yang tak pernah kurasakan sebelumnya. Aku merasa seolah alam sedang memelukku dengan kehangatannya, menawarkan ketenangan dalam tiap helai hijaunya.

Sumber : galeri pribadi
Sumber : galeri pribadi


Perlahan, pemandangan itu berubah lagi. Kini, gunung-gunung mulai tampak di kejauhan, berdiri kokoh dengan puncaknya yang tertutup kabut tipis. Bukit-bukit yang bergelombang, dihiasi dengan sawah-sawah yang bertingkat-tingkat seperti terasering, menjadi latar yang indah saat kereta terus melaju. Di sepanjang perjalanan ini, rasanya aku berada dalam dunia yang berbeda, jauh dari rutinitas dan beban kehidupan sehari-hari. Seakan-akan setiap detik perjalanan ini diatur dengan sempurna oleh alam semesta, menciptakan harmoni yang begitu memikat, Itulah alasan mengapa aku sangat suka berkereta. Karena hanya dengan berkereta, aku bisa menikmati sajian pemandangan dibalik jendela yang memberi ruang pada mata untuk melihat, keindahan semesta tanpa merasakan lelahnya perjalanan.

Di tengah kekaguman itu, secangkir kopi di tanganku masih terasa hangat. Setiap tegukan yang kuambil membawa kehangatan ke dalam tubuhku, bersanding sempurna dengan pemandangan alam di luar jendela. Rasanya, tiga jam yang kujalani ini begitu singkat. Waktu berlalu tanpa terasa, seakan alam dan kenyamanan kereta bekerja sama untuk menciptakan ilusi waktu yang melambat.

Sebelum aku sempat menyadarinya, kereta mulai melambat. Stasiun Garut perlahan muncul di hadapan, menandakan akhir dari perjalanan ini. Namun di dalam hatiku, perjalanan ini jauh lebih dari sekadar perpindahan dari satu kota ke kota lain. Setiap momen yang kualami dalam kereta ini, mulai dari keindahan arsitektur Masjid Al Jabbar hingga hijau lembah Nagreg yang begitu memukau, menjadi potongan kenangan berharga, yang akan selalu kusimpan dalam benak.

Saat melangkah turun dari kereta, udara Garut yang segar menyambutku. Namun aku tahu, bagian terindah dari perjalanan ini bukanlah di tempat tujuan, melainkan dalam perjalanan itu sendiri, di mana keindahan alam, kenyamanan, dan ketenangan berpadu menjadi satu, menciptakan harmoni yang sempurna.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun