Mohon tunggu...
Ririe aiko
Ririe aiko Mohon Tunggu... Freelancer - Penulis, Pengajar dan Ghost Writer

Penulis Poem, Eduparenting, Trip, dan Ghost Story. Sangat Menyukai Traveling dan Dunia Literasi Contact person : erikae940@gmail.com Follow Me : Instagram : Ririe_aiko

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Maraknya Oknum yang Merusak Citra Pesantren

14 Oktober 2024   20:28 Diperbarui: 15 Oktober 2024   16:32 110
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik


Dalam beberapa tahun terakhir, berita tentang kasus penyalahgunaan yang dilakukan oleh oknum di lembaga pendidikan pesantren telah mencoreng citra lembaga yang seharusnya menjadi tempat mendidik generasi muda dalam nilai-nilai agama dan moral. Kasus kekerasan fisik, pelecehan seksual, hingga penggelapan dana sering kali muncul di media, yang melibatkan beberapa oknum pengelola pesantren. Hal ini tentu memunculkan kekhawatiran di kalangan masyarakat, terutama bagi orang tua yang ingin memberikan pendidikan agama terbaik untuk anak-anak mereka.

Pesantren pada dasarnya merupakan lembaga pendidikan yang mulia, tempat di mana anak-anak belajar nilai-nilai Islam, seperti akhlak, disiplin, dan tanggung jawab. Namun, keberadaan oknum yang memanfaatkan pesantren untuk tindakan yang tidak terpuji jelas merusak reputasi pesantren secara keseluruhan. Padahal, mayoritas pesantren di Indonesia masih menjalankan fungsinya dengan baik dan tetap menjadi pilihan utama bagi banyak orang tua untuk pendidikan agama anak-anak mereka.

Penyebab Munculnya Kasus Oknum Pesantren

Ada beberapa faktor yang menyebabkan munculnya oknum-oknum di pesantren yang menyalahgunakan posisinya, antara lain:

1. Kurangnya Pengawasan dan Regulasi  

Tidak semua pesantren di Indonesia memiliki pengawasan yang ketat dari pemerintah atau lembaga terkait. Beberapa pesantren beroperasi secara independen tanpa regulasi yang cukup. Ini memungkinkan terjadinya penyalahgunaan kekuasaan oleh oknum-oknum tertentu.

   
2. Minimnya Pendidikan Karakter pada Pengasuh dan Pendidik
Beberapa pengelola pesantren mungkin kurang mendapatkan pendidikan karakter dan pelatihan yang memadai, sehingga mereka tidak memiliki kecakapan moral yang baik dalam mengelola dan membimbing santri.

3. Keterbatasan Sumber Daya dan Fasilitas

Pesantren yang kekurangan sumber daya atau dikelola secara tidak profesional berpotensi menimbulkan kondisi yang tidak kondusif bagi perkembangan santri. Dalam situasi ini, oknum-oknum yang berniat buruk lebih mudah menjalankan aksi mereka.

Dampak dari maraknya kasus yang melibatkan oknum di pesantren tidak hanya merusak citra lembaga pesantren secara umum, tetapi juga dapat menimbulkan trauma bagi para santri yang menjadi korban. Selain itu, kepercayaan masyarakat terhadap pesantren sebagai lembaga pendidikan agama menjadi berkurang. Banyak orang tua yang merasa khawatir dan ragu-ragu dalam memilih pesantren untuk anak-anak mereka, meskipun pada dasarnya masih banyak pesantren yang baik dan aman.

Untuk memastikan bahwa anak-anak mendapatkan pendidikan agama yang aman dan berkualitas, berikut beberapa tips yang dapat membantu orang tua dalam memilih pesantren yang tepat:

1. Periksa Legalitas dan Akreditasi Pesantren
Pastikan pesantren memiliki izin resmi dari Kementerian Agama atau lembaga terkait. Pesantren yang telah terakreditasi menunjukkan bahwa lembaga tersebut telah memenuhi standar pendidikan dan pengelolaan yang baik.

2. Lihat Rekam Jejak dan Reputasi Pesantren
Cari tahu tentang rekam jejak pesantren tersebut. Tanyakan kepada alumni atau orang tua lainnya yang pernah mengirimkan anaknya ke pesantren tersebut. Media sosial dan internet juga bisa menjadi sumber informasi yang baik untuk mengetahui reputasi pesantren.

3. Tinjau Kurikulum dan Program Pendidikan
Pastikan pesantren memiliki kurikulum yang seimbang antara pendidikan agama dan pendidikan umum. Pesantren yang baik juga akan memiliki program pengembangan karakter dan keterampilan sosial untuk anak-anak.

4. Perhatikan Lingkungan Fisik dan Fasilitas
Pesantren yang aman dan nyaman biasanya memiliki fasilitas yang memadai, seperti asrama yang layak, tempat ibadah yang memadai, serta lingkungan yang bersih dan teratur. Ini mencerminkan bahwa pengelola pesantren peduli terhadap kesejahteraan santri.

5. Kebijakan Pengawasan dan Penanganan Kasus 
Cari tahu apakah pesantren memiliki kebijakan yang jelas terkait perlindungan santri dan penanganan kasus kekerasan atau pelecehan. Pesantren yang bertanggung jawab akan memiliki sistem pengawasan yang baik dan transparan.

6. Kunjungi Pesantren secara Langsung  
Sebelum memutuskan untuk mengirimkan anak ke pesantren, sebaiknya kunjungi pesantren tersebut secara langsung. Amati interaksi antara pengasuh dan santri, dan ajukan pertanyaan terkait kebijakan pengasuhan dan pendidikan.

Maraknya kasus oknum di pesantren memang menjadi perhatian serius bagi masyarakat, namun hal ini tidak seharusnya menutup mata kita terhadap fakta bahwa pesantren masih menjadi salah satu lembaga pendidikan agama yang sangat penting di Indonesia. Dengan melakukan seleksi yang cermat dan bijaksana, orang tua tetap dapat menemukan pesantren yang aman dan berkualitas untuk anak-anak mereka. Pemerintah dan lembaga terkait juga perlu memperkuat pengawasan dan regulasi agar pesantren-pesantren di Indonesia terus menjadi tempat yang aman dan bermartabat bagi pendidikan generasi penerus bangsa.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun