Mohon tunggu...
Ririe aiko
Ririe aiko Mohon Tunggu... Freelancer - Penulis, Pengajar dan Ghost Writer

Penulis Poem, Eduparenting, Trip, dan Ghost Story. Sangat Menyukai Traveling dan Dunia Literasi Contact person : erikae940@gmail.com Follow Me : Instagram : Ririe_aiko

Selanjutnya

Tutup

Trip Artikel Utama

Liburan Anak Sekolah a la Backpacker "Bandung-Solo"

29 Juni 2023   14:59 Diperbarui: 6 Juli 2023   11:40 1193
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: Dokumentasi Pribadi

Libur telah tiba...

Yeeea.... saatnya liburan Anak sekolah udah dateng nih. Kalo orang luar kota, biasanya milih Bandung buat tempat liburan yang Asyik. Wajar sih, soalnya di Bandung ini pusatnya tempat liburan dan surganya kulineran. 

Tempat-tempat wisata yang hype dan instagramable hampir semuanya ada di Bandung. Mau cari yang vibesnya ala eropa ataupun bernuansa alam, semuanya ada di Bandung. 

Pokoknya orang luar Bandung udah emang paling pas kalo liburan di Bandung. Eh tapi, kalo kita yang orang Bandung, liburanya kemana nih? 

Sementara rasanya hampir semua tempat wisata yang unik, asyik menarik ngumpul di kota Bandung. Tapi tetep aja ya, kalo orang Bandungnya sendiri pasti cari vibes yang agak beda di Kota Lain, biar berasa liburannya.

Sempet searching di medsos, buat cari beberapa kota yang pas buat sekedar ngajak bocil liburan, akhirnya nemuin satu Kota yang biasanya cuman dilewatin doang sih, nggak transit disana. 

Meskipun bukan kota wisata, tapi dipikir-pikir nggak ada salahnya nyobain vibes kota di sana. Solo atau yang dikenal juga dengan Surakarta, jadi destinasi liburan keluarga kecil kami tahun ini. 

Sumber gambar: Dokumentasi Pribadi
Sumber gambar: Dokumentasi Pribadi

Beberapa orang pasti mikir, ih ngapain ke Solo? Ada apa di Solo? kok nggak ke pantai aja, kan lebih asyik! Iya emang kebanyakan orang milih liburan ke Pantai, alhasil dipantai yang tadinya ingin menyepi jadi ramai banget, ujungnya bukan 'healing' tapi jadi pusing. 

Lagipula saya yang masa kecilnya tinggal di pedesaan dan dekat Pantai, udah sering banget lihat laut biru dan pasir putih. 

Jadi ya tiap liburan udah nggak terlalu kepikiran pengen mantai, tapi lebih suka wisata ke  kota-kota di Indonesia, terus  kulineran gitu. Maklum sekeluarga doyan banget makan, jadi wisata kuliner itu udah jadi agenda wajib.  

Nah, lanjut ke agenda Liburan Bandung ke Solo, maklum tahun ajaran baru, So, budget liburan pun harus diminimalisir dengan budget ala backpacker. 

Biasa emak-emak cari yang ekonomis yang penting semua hepi. Melalui aplikasi saya memesan tiket kereta  api Kahuripan Bandung-Solo dengan tarif Rp.80.000,00 per orang. 

Kereta ini naiknya dari stasiun Kiaracondong dan turunnya nanti di Stasiun Purwosari, buat wargi Bandung yang mau backpacker-an dari Bandung ke Yogya, kereta ini juga bisa jadi alternatif pilihan. 

Sebenernya kereta ekonomi bisa dibilang nggak terlalu nyaman sih karena kursi duduknya yang berhadapan dan space nya nggak terlalu luas. 

Sedikit tips, buat warga bandung yang perginya berpasangan, daripada milih kursi tiga baris, mending pilih kursi duduk yang posisinya dua baris berhadapan, karena lebih nyaman dan nggak terlalu sempit.  Biasanya  nomor ganjil dan genap saling berhadapan. Buat saya posisi paling nyaman itu, didekat jendela.  

Kereta ekonomi Kahuripan berangkat pukul 22.15 dan sampai di stasiun purwosari pukul 07.08. Luar biasa setibanya di kota Solo saya langsung merasakan vibes yang berbeda, area pinggiran jalan yang bersih dan kendaraan yang lengang, membuat saya takjub dengan kota kecil itu. 

Tak lama sampai di Kota Solo, saya pun segera menghubungi pihak jasa Sewa Motor Solo, lagi-lagi ini untuk meminimalisir anggaran, karena dengan sewa motor lebih murah dibanding mengelilingi kota dengan memakai layanan taksi online. 

Sumber gambar: Dokumentasi Pribadi
Sumber gambar: Dokumentasi Pribadi

Saya menyewa motor untuk touring seputaran kota Solo dengan tarif Rp. 120.000,00/24jam.  Motor diantarkan langsung ke stasiun Purwosari, pemiliki jasa sewa motor sangat baik dan ramah, beliau juga menyediakan 3 buah helm karena kebetulan saya touring bawa bocil. 

Tancap gas, kami pun langsung bergegas mencari tempat sarapan, sambil menikmati keindahan pagi di Kota Solo yang tenang. Dipinggiran jalan banyak terdapat warung tenda bertuliskan "Wedangan". 

Wedangan itu seperti Angkringan di Yogya. Uniknya mereka menggelar kedainya dengan tikar dipinggiran Trotoar. 

Hal yang tidak saya temukan di Kota Bandung. Tapi meski berjualan dipinggiran Trotoar, semua motor yang diparkir dekat pedagang keliatan tertib dan nggak bikin macet di jalan. 

Sepanjang jalan banyak sekali kulineran yang bikin saya nggak sabar pengen nyobain, tapi karena hari masih pagi saya milih buat makan yang berkuah anget dulu. Dan akhirnya pilihan jatuh sama Soto bening khas Solo, yang berlokasi disekitaran Solo Baru. 

Tempatnya cukup ramai,  nggak disediakan kursi, yang ada cuma tiker dihampar dengan meja kecil ditata ditengahnya. Beneran berasa banget makan ala angkringan. 

Satu lagi yang bikin saya shock adalah saat melihat harga menu. Satu porsi soto daging plus nasi cuma  Rp. 9.000,00 aja, saya sempet bertanya-tanya "nggak salah nih?" 

Pasalnya di Bandung aja harga pasaran Soto paling murah Rp15.000an per porsi. Bahkan dengan harga semiring ini porsinya juga bikin kenyang sampe siang. 

Selesai sarapan kami menuju hotel disekitaran Solo Baru namanya Favehotel Solo Baru.  Hotel bintang 3 yang rate kamarnya di Rp.300.000,00/ malam, bukan hotel mewah tapi cukup recomended dan nyaman buat nginep dan menikmati pemandangan kota Solo dari ketinggian. 

Setibanya di hotel, nggak bisa langsung check in, karena Jam check in pukul 14.00 wib, jadi kami hanya menitip barang-barang saja, dan langsung tancap gas menuju beberapa tempat wisata di Solo.

Destinasi pertama adalah mengunjungi tempat yang lagi hype di Solo, The Heritage Palace. Tempat ini berlokasi di Jalan Permata Raya Dukuh Tegal Mulyo, rt.002/rw. 008 Hanggobayan, Pabelan, Kec Kartasura, Kabupaten Sukoharjo. 

Tempat wisata kekinian yang sebenernya mirip-mirip dengan tempat wisata selfi di Bandung. Tempatnya nggak terlalu luas dibanding The great Asia Africa Bandung, tapi lumayan unik karena arsitektur bangunan yang bergaya Heritage. 

Konon bangunan ini adalah sebuah gedung bekas pabrik gula yang sekarang dijadikan tempat wisata. Buat pecinta selfi, wajib banget foto-foto disini karena ada banyak spot foto yang keren. 

Harga tiket masuknya kalo weekend Rp. 35.000/orang dan untuk tiket terusannya Rp. 65.000/0rang. Karena waktu itu saya dateng pas weekend, tempatnya rame banget.

Sumber gambar: Dokumentasi Pribadi
Sumber gambar: Dokumentasi Pribadi

Nggak lama di Heritage Palace, saya langsung ke tempat destinasi berikutnya yaitu keliling Alun-alun kota Solo, sambil nikmati suasana siang hari di Benteng Vastenburg, Area pasar klewer dan Pasar Gede, nggak lupa juga beli cemal-cemil jajanan pinggir jalan yang rate harganya nggak menguras kantong. 

Segelas air tebu dingin yang dijual dipinggiran jalan cukup untuk menyegarkan dahaga siang itu, sambil memanjakan mata menikmati banyaknya varian jajanan di Pasar Gede. 

Meski saya transit diberbagai pusat kota dan pusat keramaian di Solo, tapi tetep nggak ada kemacetan ataupun kerumuman yang membludak seperti di Kota Bandung, semua tampak lebih lengang, mungkin karena penduduk di kota Solo memang lebih sedikit dibanding di Kota Bandung yang padat. 

Jadi buat yang lagi nyari tempat buat sekedar menyepi, menurut saya Solo bisa jadi pilihan yang tepat buat rehat dari hiruk pikuk keramaian. 

Waktu mulai menunjukkan pukul 14.00 wib, saya pun bergegas untuk  beristirahat dan kembali ke Hotel. Dalam perjalanan, pandangan mata saya teralihkan pada spanduk baso solo yang antriannya cukup panjang. 

Karena penasaran, saya pun memutuskan untuk turun dan mencoba baso itu, lagi-lagi saya dibuat shock dengan harga basonya yang nggak nyampe Rp. 10.000,00. 

"Wow ini nggak salah ya? basonya semangkok Rp. 5.000,00?"

Sumber gambar: Dokumentasi Pribadi
Sumber gambar: Dokumentasi Pribadi

Oke deh, karena penasaran saya pun memesan 2 mangkok baso dan 1 mangkok mie ayam dengan total semua harga Rp. 15.000,00. Awalnya saya pikir harga semurah ini, mungkin rasanya jauh dari ekpektasi, tapi ternyata saya salah! Rasanya luar biasa, melebihi ekspektasi untuk baso murah! 

Basonya kenyal, rasa dagingnya berasa, gurih dan asin, di ditambah sambal racikan yang bikin semangkok baso itu makin nagih dilidah. Porsinya juga cukup bikin perut kenyang sampai sore. 

Sayangnya saya agak lupa, tempat dan nama baso solo itu dimana. Cuma yang saya inget, baso yang dijualan disekitaran Solo Baru, rata-rata mematok harga Rp.5.000,00 - Rp. 10.000,00 an. 

Itupun baso yang dijual dipinggiran jalan dan bukan brand terkenal ya! Kalo untuk Baso Solo yang Brandnya terkenal, harganya sih pasti lebih mahal! 

Berhubung tema jalan-jalanya adalah Backpacker-an jadi sebisa mungkin, saya selalu memilih jajajan pinggiran jalan dengan harga yang terjangkau. 

Nah, udah kenyang makan baso, langsung deh otw hotel buat istirahat, sambil mikirin agenda kuliner berikutnya. 

Setelah dirasa cukup istirahat, kami kembali keliling untuk mencari makan malam. Seperti biasa kami memutari kembali Alun-alun kota Solo untuk menikmati bagaimana suasana malam dikota itu.

Sambil melihat-lihat menu yang cocok untuk dijadikan makan malam. Sampai akhirnya pilihan jatuh pada 'wedangan'. Semacam angkringan yang sejak pagi bikin penasaran banget. 

Sumber gambar: Dokumentasi Pribadi
Sumber gambar: Dokumentasi Pribadi

Begitu masuk tenda, kami langsung duduk lesehan di trotoar, kayaknya duduk lesehan di trotoar memang jadi ciri khas kulineran di sana, karena beberapa pedagang yang saya temui, rata-rata nggak menyediakan kursi. Mereka hanya menghamparkan tikar dengan meja.  Sedikit unik dan berasa banget punya ciri khasnya.

Lalu saya pun mulai memilih menu wedangan yang banyak banget variannya dan rata-rata harganya  ada di rate Rp.1.000 - Rp.3000an. 

Ada aneka gorengan, nasi kucing, nasi liwet tongkol, sate baso, sate jando, sate sosis, sate telur, sate kulit, sate usus, sate ati ampela hingga sate siput. Karena penasaran dengan sate siput, saya pun memesan beberapa tusuk sate siput. 

Bentuknya mirip sekali dengan sate ati ampela, tapi begitu dimakan rasanya jauh berbeda, rasanya kenyal, gurih dan ada rasa manis dari bumbu bacemannya. 

Nggak cukup satu tusuk, sate siput ini rasanya bikin nagih banget. Apalagi dimakan dengan nasi liwet tongkol yang pedes gurihnya pas banget dilidah. Kenikmatan makan wedangan di malam itu, akhirnya ditutup dengan secangkir teh hangat nikmat yang melegakan tenggorokan.   

Sumber gambar: Dokumentasi Pribadi
Sumber gambar: Dokumentasi Pribadi

Menuju malam yang semakin larut, kami menikmati pemandangan kota Solo dari lantai 9 Favehotel Solo Baru. Dengan secangkir expresso dan alunan musik  dari 'Tulus" menutup perjalanan Wisata Singkat kami di Kota Solo. Indahnya lampu kelap kelip kota malam itu, serasa memberikan energi dan semangat baru. 

Hal sederhana tapi luar biasa memberi makna. Bagi saya, liburan bukan tentang seberapa pricey atau berkelasnya tempat yang kami kunjungi, tapi tentang seberapa bersyukurnya kami bisa menghabiskan waktu bersama dengan hal-hal sederhana yang bisa memberi kebahagiaan.   

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun