Istilah Tantrum kerapkali dihubungkan dengan sikap emosional yang biasa terjadi pada anak- anak. Tantrum terjadi karena anak-anak memiliki keterbatasan dalam mengekspresikan emosi dengan kata-kata, sehingga mereka biasanya menunjukkan emosinya dengan cara menangis kencang, mengamuk bahkan hingga melempar barang.
Meski Tantrum sering terjadi pada anak-anak dibawah usia 2 tahun, namun tak menutup kemungkinan Tantrum juga bisa terjadi pada orang dewasa. Jenis tantrum pada orang dewasa dikenal dengan istilah Meltdown. Pada beberapa kasus, orang dewasa yang melakukan Tantrum bisa meluapkan amarahnya dengan perilaku agresif, seperti merusak barang, membentak, mengomel hingga melukai orang lain.
Para Pakar menganggap bahwa Tantrum pada orang dewasa merupakan perilaku yang muncul karena kurangnya kemampuan beradaptasi dengan lingkungan terhadap situasi tertentu. Saat beranjak dewasa, orang perlu mengembangkan kemampuannya untuk mengungkapkan kemarahan dengan baik, dan bukan melalui tindakan yang mengganggu. Jika kemampuan itu tidak berkembang, orang akan mudah mengalami Tantrum seperti masa kanak-kanak.
Di lihat dari gejalanya,  Tantrum pada orang dewasa cenderung dialami wanita, khususnya para Ibu yang  rentan terhadap kondisi emosi yang labil. Kelelahan dalam mengurus rumah tangga, mendidik anak, belum lagi dibarengi dengan tuntutan masalah ekonomi bisa memicu para ibu  mengalami Tantrum (Ledakan Emosi).
Gejala tantrum yang biasanya dialami para ibu beragam, mulai dari melampiaskan amarah pada si buah hati, hingga menangis dan melukai  diri. Dilansir dari theasianparent.com Tantrum pada orang dewasa bisa sangat berbahaya, sebab orang dewasa memiliki kekuataan serta pikiran yang lebih dibandingkan anak-anak.  Jika dibiarkan Tantrum pada orang dewasa bisa mengarah pada gangguan kesehatan mental yang serius seperti bipolar, depresi dan kecemasan.
Lalu bagaimana mengatasi gejala tantrum pada ibu?
Berikut beberapa tips yang bisa dilakukan untuk mengendalikan tantrum pada ibu :
Komunikasikan dengan pasangan
Komunikasi dalam hubungan pernikahan adalah satu hal yang paling penting. Jika keduanya kesulitan membangun komunikasi, maka akan membuat rumah tangga kurang harmonis. Sebagai pasangan anda bisa mencoba memberi dukungan dengan mendengarkan keluh kesahnya. Hal apa yang dirasa memicu stress, bisa anda diskusikan bersama dan mencari solusi yang baik.
Luangkan Waktu untuk "Me Time"