Berikut adalah beberapa cara yang bisa dijadikan acuan untuk mengatasi anak yang melakukan perundungan:Â
1. Resolusi KonflikÂ
Resolusi konflik merupakan pendekatan yang tujuannya untuk menyelesaikan masalah secara sehat. Sebagai orang tua kita perlu melakukan pendekatan dengan anak, mencari tahu alasan anak membully temannya atau bersikap kasar pada temannya. Tunjukkan empati kita pada korban bullying. Tekankan pada anak bahwa apapun alasannya perundungan sangat tidak dibolehkan, karena bisa merugikan mental dan fisik orang lain.
2. Berikan Pandangan Dengan Bertukar posisi
Berikan pandangan pada anak, bagaimana perasaannya jika ia yang dibully oleh temannya. Berikan gambaran yang detail bagaimana perasaan menjadi korban bullying. Anda juga bisa menunjukkan beberapa contoh kasus bullying yang pernah terjadi untuk menggugah rasa empatinya terhadap korban. Â
3. Â Ajarkan keterampilan sosial
Adanya tekanan atau rasa ingin diterima (konformitas) oleh orang-orang kelompoknya juga merupakan salah satu penyebab seseorang melakukan bullying. Perasaan ingin mendominasi dan diperhatikan oleh teman-teman sebaya yang membuatnya memiliki kecenderungan ingin terlihat menonjol. Pemikiran seperti ini perlu diubah dengan cara berdialog dengan anak. Tekankan padanya bahwa ia tak boleh membully hanya karena ingin diakui. Ajarkan juga ia keterampilan sosial yang baik agar ia tahu caranya bersosialisasi dengan baik.Â
4. Pelaku Korban Bullying Berasal dari Kehidupan Keras
Sebagian orang yang melakukan bullying merupakan korban dari berbagai aspek hidup yang keras. Pola asuh orang tua yang salah, korban kekerasan saudara atau bahkan pengaruh dari lingkungan sekitar, tontonan maupun games yang biasa dimainkan bisa menjadi faktor pemicu. Solusi terbaik adalah dengan mengevaluasi diri, sebagai orang tua belum terlambat untuk memberikan contoh yang baik agar si anak menyadari, bahwa kekerasan tidak menjadi solusi untuk setiap permasalahan. Â
5. Berikan Sanksi Lebih Tegas
Jika sudah dilakukan pendekatan dan ternyata si anak masih mengulangi kesalahannya, maka berikanlah sanksi yang lebih tegas tanpa adanya kekerasan fisik. Contoh sederhananya adalah memberinya 'Fase Hukuman' sampai ia menyesali dan merubah perilaku buruknya. Fase Hukuman yang dimaksud bisa dengan mengurangi jatah uang sakunya, tidak membolehkannya bermain gadget, ataupun sanksi lain yang dianggap sesuai dengan bentuk kesalahannya.Â