Suamiku langsung turun dan mengecek kearah depan motor. Matanya menyusuri jalan mencoba mencari suara hantaman tadi. Entah itu benda atau binatang yang terhantam  sehingga bisa menimbulkan suara yang begitu kerasnya.Â
Aku pun ikut turun dan mencoba mencari arah suara itu. Tapi aku maupun suamiku tak menemukan benda apapun. Semua jalanan tampak kosong. Pencahayaan yang redup membuat kami tak bisa menyusuri setiap sudut dengan jelas. Kini rasa takut semakin membuat kalut perasaanku.
"Kok ngga ada sih yah? Kamu nabrak apa tadi?" tanyaku agak panik.
"Ayah juga ngga tahu Bun, Apa mungkin kucing ya?" jawabnya dengan ragu.
"Coba cari didepan yah, siapa tau kepelanting agak jauh!" Lalu suamiku pun melangkah kedepan lebih jauh. Mataku menyusuri setiap sudut jalan ikut mencari.Â
Namun samar-samar aku melihat dibalik pepohonan ada seperti sosok bayangan anak kecil berambut panjang yang sedang mengamati kami. Sontak aku pun merasa ketakutan. Tidak mungkin di waktu semalam ini, dan ditempat segelap ini, ada seorang anak kecil. Itu sangat mustahil. Aku pun merasa ada yang tidak beres di tempat ini. Seketika keringat dingin mengucur dipelipisku.Â
Sedikit berteriak aku berjalan kearah suamiku dan menariknya tangannya dengan kencang "Yah udah Yuk pergi dari sini! Gelap banget disini!"Â
Suamiku sedikit kebingungan dengan sikapku "Kenapa bun? Kan belum ketemu?! Takutnya ada kucing yang kegeleng!"
"Udah  aja yah, nanti lagi nyarinya! Mending sekarang kita cari tempat yang agak ramai dulu!" Menyadari ketakutanku, Andi pun bergegas menyalakan kembali motor kami. Aku pun segera naik keatas motor. Andi menarik lenganku, membiarkanku memeluk punggungnya, untuk menghilangkan rasa takut.Â
Sesaat aku pun memberanikan diri menatap kembali sosok bayangan dibalik pohon itu. Tapi tiba-tiba sosok itu menghilang. Membuatku semakin merinding. Â
Bersambung ke bagian 2...