Mohon tunggu...
Ririe aiko
Ririe aiko Mohon Tunggu... Freelancer - Penulis, Pengajar dan Ghost Writer

Pemenang Sayembara Penulisan FTV Indosiar, Penulis Buku Antalogi KKN (Kuliah Kerja Ngonten) Elex Media, Penulis Eduparenting, Penulis Cerpen Horor @roli.telkomsel dan penggiat puisi esai di Bandung Contact person : erikae940@gmail.com Follow Me : Instagram : Ririe_aiko

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Perlukah Mendidik Anak dengan Dipukul?

1 Desember 2018   07:58 Diperbarui: 1 Desember 2018   08:48 529
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber foto : otnews24h.info

2. Nilai diri anak menjadi rendah

Seandainya kita dititipi seorang anak presiden, apa yang akan kita lakukan? Tentu kita akan menjaganya dengan amat sangat hati-hati dan akan memperlakukannya dengan amat sangat baik.  Kita tidak akan berani mengatakan hal-hal yang buruk apalagi bersikap kasar padanya, karena tahu betapa tinggi jabatan orang yang menitipkannya. Lalu bagaimana dengan anak kita? Anak yang dititipkan tuhan pada kita? Bukankah ia dititipkan oleh Tuhan yang kedudukannya tidak bisa dibandingkan oleh manusia manapun? Bukankah seharusnya ia lebih dijaga dan diperlakukan dengan sangat baik tanpa merendahkan nilai dirinya?

3. Mengikis empati anak pada orang tua di masa depan

Anak yang sering dipukul akan cenderung mengingat orang tuanya sebagai sosok yang pemarah, kasar dan emosional. Ikatan kasih sayang yang seharusnya tumbuh antara orang tua dan anak justru akan semakin terkikis, rasa kebencian akan tumbuh dalam diri si anak pada orang tua. Sehingga saat dewasa rasa empati anak pada orang tua tidak akan tumbuh seperti semestinya. Ia akan cenderung menjadi anak yang pembangkang dan tidak peduli pada orang tuanya. Ingatlah bahwa buruknya perlakuan orang tua di masa lalu akan berdampak pada buruknya perlakuan anak di masa depan.

4. Memicu kasus KDRT yang lebih buruk

Seperti kita tahu, ungkapan bahwa anak kecil semakin dilarang semakin dilakukan. Apabila setiap kesalahan yang diperbuat anak diberi hukuman kekerasan, berapa banyak kekerasan yang akan Anda lakukan padanya karena tidak patuh? Orangtua yang tidak tahu cara lain membuat anak menjadi patuh, akhirnya akan jatuh pada kebiasaan menghukum dengan kekerasan. Awalnya hanya membentak, lalu tamparan di tangan, lalu pukulan di bokong. Hingga sabetan penggaris di punggung. Semua kekerasan itu akan menjadi kebiasaan yang semakin memburuk jika tidak segera dihentikan.

5. Memukul Tidak akan Membuatnya Disiplin

Beberapa orang tua memukul anaknya sebagai tindakan untuk kedisiplinan, tanpa disadari bahwa mindset seperti ini salah. Anak-anak tidak akan menjadi disiplin dengan dipukul, mungkin sesaat setelah dipukul ia akan terlihat seolah mengerti dengan konsep kedisiplinan yang anda ajarkan, namun tak lama kemudian ia akan mengulangi kembali kesalahan yang serupa. Anak yang terbiasa dipukul akan tumbuh menjadi anak yang pembangkang, egois dan antisosial. Dia juga bisa melegalkan kekerasan dalam mengungkapkan emosi saat menjadi remaja dan dewasa. Kebanyakan pelaku kriminal adalah mereka yang menerima kekerasan berlebihan di masa kecil dalam bentuk pendisiplinan. Temukan cara lain untuk memberikan kedisiplinan yang baik tanpa harus menghukum dengan kekerasan.

6. Kenangan Buruk Tentang Orangtua

Masa kecil akan direkam anak seumur hidupnya, jika yang terekam olehnya adalah kenangan buruk tentang perilaku kasar orang tua padanya, maka dalam dirinya pun akan selalu ada kebencian pada perilaku tersebut. Anak-anak akan mengenang masa kecilnya sebagai hal buruk yang traumatis. Padahal seharusnya masa kecil adalah moment paling indah yang ada dalam ingatannya. Kenangan buruk saat dihukum orangtua, akan menutupi kenangan indah yang ia miliki. Terutama, jika kenangan indah tersebut hanya sedikit. Hal ini karena kecenderungan otak manusia untuk mengingat hal yang buruk dibandingkan hal yang baik.

Jika anda adalah orang tua yang pernah atau sering memukul anak, berhentilah saat ini juga dan mulailah hapus kenangan buruk dari perilaku anda. Segeralah peluk, cium, dan katakan maaf padanya dengan tulus. Mungkin wajah polosnya akan nampak tidak peduli dengan apa yang anda katakan, namun memory dalam dirinya akan mengingat semua ketulusan anda untuk berubah menjadi orang tua yang lebih baik. Hapuslah semua kenangan buruk itu dengan berbagai kenangan manis yang baru di masa depan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun