pada saat Bruno Petrovic menyamakan kedudukan di menit-117, para penggemar dan pecintanya dianulir pertanda bahwa Jogo Bonito berpeluang nelangsa.
apakah ini pertanda game plan Tite tidak bekerja secara optimal? mungkin saja, ....ditambah lagi sejatinya berbagai skenario dilancarkan aksinya, menyerang hingga diujung tanduk dan mentok...
eits...tapi jangan lupakan bagaimana jerih payah bek gaek Dejan Lovren-eks liverpool dalam kerjanya seperti jangan pernah melupakan orang yang berjasa ketika kita berjaya. Apa iya begitu?..
sebuah gol yang memberi penegasan bahwa ganasnya antitesis yang diracik oleh Zlatco dalic hingga mampu bekerja secara efektif.
Justru disisi lain, bahwasanya kita boleh saja berargumen tesis-tesis Brazil pra Kroasia, namun itu tak cukup,...apalagi berkembang. gerak yang seharusnya gesit yang progressif malah mandek (tidak berjalan) dengan baik...apalagi dahsyat dan epic.Ditambah lagi ujian realita yang harus dihadapi yaitu dari negara Korea Selatan, Swiss, Kamerun hingga Serbia rupanya masih belum bisa bahu membahu menyumbang koreksi pada game paln coach Tite.
baik Brazil maupun kroasia, pastinya tak ada yang memulai turnamen dengan rasa sakit...!Pasti tetap ada, begitupun orang lain yang sedang berjuang diluar sana...seperti mimin...hehehe...
Bagaimana keadaan Argentina sekarang ?
yuk telisik dan analisa lebih dan lebih lagi. Argentina memulai melancarkan aksi pada arah sebaliknya. Mengapa? ini disebabkan karena game plan Scaloni yang itu itu saja (monoton) yang berujung pada kesia-siaan.
lalu bagaimana dengan Arab Saudi dan Herve Renald ? iya, mereka begitu sangat menikmati antitesis itu dengan antitesis yang epic dan jitu. dengan pada mulanya datang dengan penghuni squad yang melancarkan aksinya di liga liga bergengsi kenamaan Eropa memang pada dasarnya tidak penah menjadi bergaransi sebuah tim akan menjadi lancar jaya saja...pastilah ada pengorbanan untuk itu.
Lalu bagaimana dengan Maroko?
Maroko memang tidak membuat gol diwaktu waktu normal, sebagaimana jepang , tapi juga memberi penekanan kepada Spanyol si paling buil-up berakhir mengenaskan disusul bakat bakat La Liga tak mampu mencetak gol dari adu pinanlty. sungguh ironi.