Mohon tunggu...
M. ERIK IBRAHIM
M. ERIK IBRAHIM Mohon Tunggu... Freelancer - 🐇🦢🌱Berakit Rakit Ke hulu, Berenang renang ketepian, aku bersungguh sungguh untuk kamu, TAPI, kamu malah demikian🌴🌿
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

🐇🦢 Terbentur----TeRBENTUR----TerbENTUR----TERBENTUK🐇🦢

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen: Tersisa Makanan di Balik Hujan

14 November 2022   20:47 Diperbarui: 18 November 2022   10:12 399
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

" yah...dongengkan lagi dong Buku-buku cerita adek...,udah lama ayah nggak bercerita ". Pinta lili dengan renyah. 

" Nanti ya, ayah selesaikan pekerjaan dulu, nanti ayah akan bercerita ". Sahut ayah dengan halus. 

saat suasana diluar sana sedang terang benderang, namun se kelibat awan hitam mulai bertebaran dan menyebar dibalik langit-langit cerah menghujam. 

Redup.... 

Suara petir menggelegar... 

Mati lampu. Kadang-kadang,.... 

pada suatu rumah tinggalah lili dengan seseorang yang merupakan ayahnya. bersuka cita bercerita dibalik sayup-sayup hujan melanda. 

hiruk pikuk ayah dengan pekerjaannya membuat lili menjadi abai. Tidak terurus dan hilang perhatian sang ayah terhadap dirinya. 

" ayah ada dimana... "

" aku mau tidur, tapi ayah lama banget kesini" , 

"aku takut disini sendirian,...aaarghh..."

terkejut suara petir berdegup tanpa permisi memasuki daun telinga. 

" aku lapar,ayah dimana? "... 

akhirnya sedih merundungnya sendirian meringkuk dibalik kamar kamar kerinduan menepis sepi, direngkuh nya sendirian. 

lili----seorang anak ceria, yang dekat dengan ayahnya, namun, berbeda dengan hari ini. ... 

tampak singup, sunyi senyap tanpa ayah disamping nya. 

Membolak-balik cerita Hikayat lama, berdentum rindu yang tidak tersampaikan. Tidak enak hati. Takut mengganggu nayya. 

" mengapa hujan tidak mereda..." Ujar lili dengan penuh takut. 

" Apa aku keluar dari kamar ini saja, mencari makanan sendiri, aku lapar... Perutku sudah keroncongan".

mencari-cari ayah tak kunjung bertemu. Ingin izin pamit... 

mencari dengan mengendap endap. Takut mengganggu.

" Ayah dimana sih...kok nggak ketemu..."

" ayah,aku izin keluar ya, mau cari makanan sebentar diluar..." Teriaknya dengan lirih dan sedikit tertawa untuk menepis rasa takutnya.

Mengenakan pakaian yang simpel tapi sopan, membawa payung menyusuri jalanan sendirian... 

Pada malam remang-remang, ditemani hujan.... 

" lhoh, uangku dimana...perasaan tadi udah aku bawa, aku udah laper banget...aku sudah tidak tahan...".

Lili rupanya tidak membawa selembar uang pun. Koin pun tidak.... ! Lupa.... 

perut kering nya sudah mulai gersang, kering kerontang.... 

"Apa aku cari makanan aja yang ada disini,aku sudah tidak tahan..."... 

"...... 

Mencari cari, menyusuri jalanan dan enggan pulang.... "

Matanya sudah mulai sayu, letih... 

" Itu, apa ya yang ada di pos ronda? "

Matanya tertuju pada pos ronda itu, semakin mendekat dan berharap itu makanan,.... 

Ternyata bukan!!!!!.... 

Menyusuri kembali dengan hujan semakin deras bertandang, berduyun-duyun hingga tidak sempat menyelamatkan payung.... 

Namun akhirnya... Ia mendapati sebuah makanan dibalik tong sampah. Mungkin dibuang sama pemiliknya, namun tidak masuk ke tongnya.. 

Masih terbungkus rapi.... 

Masih bagus... 

Masih terbungkus rapat... 

******

Segera ia mengais nya meskipun basah kuyup. Sudah lapar, sudah petang menjelang malam, dalam terpaan kondisi hujan... Sudah tidak tertahan lagi... 

" Aku harus segera menepi dan cari tempat untuk makan..."

"Tidak papa,untuk sementara ini, makan makanan apa yang ada dulu...selagi masih dalam kondisi aman dan bagus..."

Kota Semarang, 14 November 2022

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun