" yah...dongengkan lagi dong Buku-buku cerita adek...,udah lama ayah nggak bercerita ". Pinta lili dengan renyah.
" Nanti ya, ayah selesaikan pekerjaan dulu, nanti ayah akan bercerita ". Sahut ayah dengan halus.
saat suasana diluar sana sedang terang benderang, namun se kelibat awan hitam mulai bertebaran dan menyebar dibalik langit-langit cerah menghujam.
Redup....
Suara petir menggelegar...
Mati lampu. Kadang-kadang,....
pada suatu rumah tinggalah lili dengan seseorang yang merupakan ayahnya. bersuka cita bercerita dibalik sayup-sayup hujan melanda.
hiruk pikuk ayah dengan pekerjaannya membuat lili menjadi abai. Tidak terurus dan hilang perhatian sang ayah terhadap dirinya.
" ayah ada dimana... "
" aku mau tidur, tapi ayah lama banget kesini" ,
Baca juga: Cerpen: Rumah Ramah yang Remeh"aku takut disini sendirian,...aaarghh..."
terkejut suara petir berdegup tanpa permisi memasuki daun telinga.
" aku lapar,ayah dimana? "...
akhirnya sedih merundungnya sendirian meringkuk dibalik kamar kamar kerinduan menepis sepi, direngkuh nya sendirian.
lili----seorang anak ceria, yang dekat dengan ayahnya, namun, berbeda dengan hari ini. ...
tampak singup, sunyi senyap tanpa ayah disamping nya.
Membolak-balik cerita Hikayat lama, berdentum rindu yang tidak tersampaikan. Tidak enak hati. Takut mengganggu nayya.
" mengapa hujan tidak mereda..." Ujar lili dengan penuh takut.
" Apa aku keluar dari kamar ini saja, mencari makanan sendiri, aku lapar... Perutku sudah keroncongan".
mencari-cari ayah tak kunjung bertemu. Ingin izin pamit...
mencari dengan mengendap endap. Takut mengganggu.
" Ayah dimana sih...kok nggak ketemu..."
" ayah,aku izin keluar ya, mau cari makanan sebentar diluar..." Teriaknya dengan lirih dan sedikit tertawa untuk menepis rasa takutnya.
Mengenakan pakaian yang simpel tapi sopan, membawa payung menyusuri jalanan sendirian...
Pada malam remang-remang, ditemani hujan....
" lhoh, uangku dimana...perasaan tadi udah aku bawa, aku udah laper banget...aku sudah tidak tahan...".
Lili rupanya tidak membawa selembar uang pun. Koin pun tidak.... ! Lupa....
perut kering nya sudah mulai gersang, kering kerontang....
"Apa aku cari makanan aja yang ada disini,aku sudah tidak tahan..."...
"......
Mencari cari, menyusuri jalanan dan enggan pulang.... "
Matanya sudah mulai sayu, letih...
" Itu, apa ya yang ada di pos ronda? "
Matanya tertuju pada pos ronda itu, semakin mendekat dan berharap itu makanan,....
Ternyata bukan!!!!!....
Menyusuri kembali dengan hujan semakin deras bertandang, berduyun-duyun hingga tidak sempat menyelamatkan payung....
Namun akhirnya... Ia mendapati sebuah makanan dibalik tong sampah. Mungkin dibuang sama pemiliknya, namun tidak masuk ke tongnya..
Masih terbungkus rapi....
Masih bagus...
Masih terbungkus rapat...
******
Segera ia mengais nya meskipun basah kuyup. Sudah lapar, sudah petang menjelang malam, dalam terpaan kondisi hujan... Sudah tidak tertahan lagi...
" Aku harus segera menepi dan cari tempat untuk makan..."
"Tidak papa,untuk sementara ini, makan makanan apa yang ada dulu...selagi masih dalam kondisi aman dan bagus..."
Kota Semarang, 14 November 2022
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H