"Pagi berdesir dengan embun pagi sejuk telah salam sapa kepadaku dengan lembayung cinta sumpah serapah".
Secuplik puisi dipagi Ini.
Meskipun headline tak kunjung diraih, entahlah...! Mengapa fiksiana bisa jadi pengobat hati rindu peredam kekecewaan yang dalamnya bisa sampai ke palung mariana.
Seperti hari ini...! "Matahari bermuka dua" dan tidak mau kalah "bintang bermuka dua" acapkali singgah di kedua bola mata dan terngiang ngiang.
Bait bait puisi biasanya ku rajut dan rangkai dengan pemintal benang agar tersusun rapi bagai kain tenun yang di buat dengan alat tenun bukan Mesin.
Angin sepoi sepoi berhembus kencang pada hari ini membiaskan aku untuk mencanangkan sebuah bait bait pengobat rindu menerpa.
"Nak, sedang apa kau disini ? ". Tanya tetangga.
" Sedang bergumam bu, tapi ku tuangkan dalam kata kata dan ku tulis dibuku ini ". Sahutku dengan tersenyum damai.
Seperti hari ini. sinar pagi yang cerah menembus bilik bilik kamarku ynag membuatku senantiasa terbangun dan bergegas mengais pundi pundi rezeki.
Tanpa ku sadari, layar ponsel berdering dari tadi, mengisyaratkan agar aku segera bangun,
"Ayo..segera bangun ...ayo bangun." Mungkin jika ia bisa berbicara dengan hati sedikit dongkol.