Mala---seorang hamba sahaya yang mengidap penyakit langka yang membuat sekujur tubuhnya berwarna putih.
Risau... Khawatir... Takut... Selalu menghantuinya ketika berjumpa dengan orang dan tetangganya.
" Bagaimana.... Mengapa...! Mengapa aku ini terlahir berbeda dengan orang orang disekeliling ku? Aku takut disini... "
Itulah setiap kalimat yang ia lontarkan pada poros bianglala waktu yang seiring berjalan dari esok hari... Senja. Hingga petang.
Baca juga: Saatnya Bukan Status Lagi yang Dicari, Tetaplah Cermat dalam Memilih Sekolah untuk Masa Depan Anak!
Adakah yang bisa membayangkan kecemasan nya Mala dengan tubuh yang dimilikinya...
Lihat... Lihatlah ia sejauh mata pandangan mu... ! Ia hari ini seperti memakai softlens warna biru muda.
Terlihat.. Sangat cantik sekali...
Penat dan letih selalu membayangi ketika pergi ke pasar hari ini dengan pakaian yang harus menutup sekujur tubuhnya agar tak ada seorangpun yang tahu.
Jangan... Jangan tanya itu padanya... Ia pasti akan menjawab malu dan tidak percaya diri
Seperti hari ini,.. Ia harus bergegas dan berbenah diri untuk pergi kepasar dan meninggalkan sementara rumah tua kesayangan nya itu.
Ia tak ingin boros dan menghambur hamburkan harta yang ia miliki... Karena ia harus mengirit pundi pundi rupiah yang ada untuk memenuhi kelangsungan hidupnya.
Mengenakan sehelai pakaian menutupi sekujur tubuhnya kecuali tangan... Muka.. Dan sepasang telapak kaki yang harus ia kenakan sendal.
Sesekali menengadah ke atas dan lari terbirit-birit dengan melihat matahari yang semakin menyongsong keatas menandakan hari sudah semakin terik dan panas.
" -Waduh... Aku harus cepat pulang sebelum kulitku melepuh terkena sinar matahari, dan aku lupa bawa payung hari ini-Mala "
Harap maklum...! Selain memiliki ciri khas yang unik pada dirinya, ia pun tak luput yang namanya dari lupa.
Berlari dengan terengah-engah dengan membawa sayur mayur yang akan dimasak nnya hari ini hingga bercucuran keringat membasahi tubuh mungilnya.
Sesampainya dirumah, ia terperangah dan berehat sebentar di dipan dipan kasur yang ia miliki.
-Mengapa... Kapan....Bagaimana penyakit ini akan berakhir?...
Terlintas pikiran mala untuk berkata seperti itu didalam benak hatinya yang paling dalam dan ia sahut sahutan dengan dirinya sendiri
Bersedih hati mala curahkan--- sembari menengadahkan doa sepanjang hari sepanjang malam meskipun dokter yang berujar menanganinya berkata demikian,
-Penyakit ini, iya... Albinisme atau tubuh yang putih di sekujur tubuh mu tidak bisa dihilangkan,... Kamu harus bisa bersabar dan mensyukuri selalu takdir Tuhan, untukmu..
Kata dokter itu terlintas di angan angan nya sewaktu ia berkeluh kesah dengan sekelumit masalahnya.
Tapi... Mala..., ia begitu yakin bahwa! Hmmm, mungkin memang aku dipilih untuk mengembangkan amanat ini.
Siapa tahu...
Siapa tahu dengan keunikan dari penyakit langkaku bisa membantu orang lain agar... Lebih dan tetap semangat dalam mengarungi sungai sungai kehidupan dan bianglala waktu yang tak menentu.
Albinisme-penyakit langka bagi sebagian orang yang bisa saja menjadi anugrah untuknya...
Kisah mala semoga menginspirasi kamu, jadikan kekurangan mu sebagai kelebihan untuk selalu berbuat baik dan bermanfaat bagi lain....
# M. Erik Ibrahim
# Kamis, 14 Juli 2022
Sumber Foto : Ilustrasi by Pixabay / oleh JillWellington
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H