Aku tidak sendiri
Malam sayup sayup hening
Menyapa kalbu
Sembari ku ingin menyampaikan pesan
Dengan gembira rumput bergoyang dan kupu kupu cantik menemani
Sesekali mata terpejam
Untuk menghela napas sejenak
Mata elang terus menatap pemandangan
Baca juga: Rendang Domba, Ada yang Sudah Pernah Icip?
Tapi...! Mulut bergeming sendirian
Sunda Kelapa
Itu adalah nama indahnya
Saat itu... Terbayang masa kelam mu
Dijajah membabi buta tiada ampun
Kini... Sudah berganti Jayakarta
Sebagai lambang yang tersemat olehmu
Tidak...! Rakyat mu jangan merasa gembira dahulu
Bumerang penjajahan masih betah ingin segera menguasai mu
Sssttt...! Tapi muara pinta rakyat bersikukuh dan teguh untuk berdoa
Tak segan... Nyawa jadi taruhannya
Catatan sejarah akan menjadi bukti
Jerih payahmu untuk menggapai mu tiada henti
Jakarta...
Dalam benakku, selalu bertanya
Kini, bagaimana kabar mu?
Gelisah gundah gulana terus membayangi
Cukuplah HUT 495 Jakarta ini
Menghibur ku sembari mengingat kisah payung teduh
Dan payung hitam yang terus membayangi
Tak mengapa...! Sesekali ku menyeka air mata yang hampir jatuh
Bagaimana tidak..! Layar televisi selalu lalu lalang membawa berita tentang mu
22 Juni ini, peringatan hari jadi mu
Apakah kau masih mengingat nya?
22 Juni 2022
Hari Ulang Tahun Jakarta
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H