Muara pinta...! Tempat ku curahkan semua pinta pinta yang ada di kalbu dengan segenap hati dan riap rindu.
Sebelum langit mengguntur dan memotong pinta yang sedang ku tengadah kan, ku bergegas memanjatkan dan ku lantunkan dengan khusyuk.
Seperti malam ini. Iya... Malam yang harus ku arungi yang senantiasa berpapasan dengan senyap dan sunyi.
Jam dinding---sesekali jam dinding itu berdetak yang terpaku dibilik rumah singgah ini.
Tak lupa--- senantiasa ku muara kan pinta ku ini untuk Tuhan
Muara pinta di atas Muara pinta hasil jerih payah merenung dimalam kelabu kesunyian.
Seperti malam ini. Telinga lebar ini mendengar alunan suara merintih, menangis dan bermunajat seraya berdoa.
Di Muara pinta...! Malam ini menjadi saksi bisu betapa kelamnya doa dan asa yang kupanjatkan, supaya kemudahan , kegembiraan, pertolongan senantiasa darat.
Di Muara Pinta ini...! Mataku terpejam, merunduk dan berdoa dengan suasana sakral dan hening.
"Cerpen ini terinspirasi dari salah satu karya pak Zaldy Chan dengan karya puisi nya berjudul Di Muara Pinta. Terimakasih pak Zaldy. Sungguh menginspirasi"
Minggu, 19 Juni 2022
M. Erik Ibrahim
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H