Jika aku menjadi...! Untaian kata ini pernah uci dentumkan berkali kali dalam benaknya manakala melihat teman sekolah nya begitu mudah nya membayar SPP dan untuk membeli sebongkah makanan.
Tidak...! Tenang saja, uci tidak senang membagikan kepiluan nya. Ia hanya menangis dan sesekali menyeka air mata yang tumpah ketika dalam keramaian.
Seperti hari ini. Usaha ikan asin milik pamannya uci berbuah manis dan ada sedikit sisa ikan asin yang masih untuk dan sangat untuk dikonsumsi, khusus dihadiahkan untuk Uci.
Terperanjat...! Bagai gayung bersambut dan uci pada pagi buta yang senantiasa datang tepat waktu, belum makan apa apa.
Uci, ini ada sedikit ikan yang berlebih, nanti kamu bawa saja ya..!
Uci yang tadinya sayup-sayup kebingungan , sedih dan harus menahan rasa lapar, kini ka riang gembira mendapatkan ikan asing yang dihibahkan untuk nya.
Petang---detik detik waktu sudah menunjukkan waktu pukul 16.00, saatnya Ixi pulang ke rumah kecilnya.
Begitu sederhana----rumah dengan dinding rotan dan atap kayu, dan lantai yang tidak memiliki ubin, tak membuat ia bergeming dan terbungkam, ia selalu membawanya ke dalam keceriaan.
Sendiri...! Uci tinggal dirumah sederhana itu sendiri, tak memiliki keluarga, apalagi intan berlian seindah permata.
Multitalenta...! Meskipun masih SD, Uci tak sungkan menunjukkan bakatnya untuk memasak.
Ikan asin yang ia bawa, akan ia sulap menjadi ikan asin goreng dan nanti ada sambal dari bawang putih, garam dan cabai merah seadanya.