Jam itu telah terpaku didinding entah berapa lama waktu nya, menyisakan anak sebatang kara yang hidup nya senantiasa bergelayut perkara yang tak bisa ia tangkis sendirian
Terkungkung zaman, terbungkam dan hidup nya seolah terpasung, hanya di ruang lingkup yang dilengkapi sajak sajak sebatang kara dengan sebongkah kepiluan yang menderanya
Sendirian
Keluarga baginya sudah asing untuk ia kenal karena sebatang kara sudah terbelenggu didalam jiwa nya.
Apalagi..! Cukup lah, jangan lah engkau membuat nya merasa berbeda dan asing hingga ia terpaksa menyeka air mata yang berlinang deras.
Kucing---sebenarnya ia tak benar benar sendiri. Ada kucing yang selalu mendampingi hidup nya dan menghibur nya.
Iya, kucing....! Aku tak salah menggelegar kan namanya kepadamu. Kucing yang dimaksud juga sebatang kara yang entah induk nya pergi.
Kesepian
Hingar bingar kegembiraan baginya omong kosong semata. Menanggap cakrawala ini telah paripurna mendongeng kan legenda untuk nya.
Desiran angin lah yang ia dengar sepanjang waktu dan seumur hidup dan suara mungil kucing berbulu putih itu.
Titian jalan ia resapi dengan sepenuh makna dan segala syukur yang ia miliki dengan sesekali tangan dan kepala tertengadah untuk berdoa.
Kesedihan
Huuuft...! Sesekali menghela napas menyongsong kehidupan yang mulai tidak menentu dengan segala tantangan yang menyerbu
Kuat atau tidak , engkau akan meneteskan air mata sekalipun engkau mengusap nya berkali-kali dengan kedua jari jemari mungilmu
Terkadang petir mengguntur juga setia menemani dikala muara kesedihan sudah menerpa.
Entah sampai kapan tangis lelayung ini tergerus oleh cakrawala dizaman ini agar kesedihan bisa tergantikan dengan penuh cinta dan kasih sayang
Permohonan
Di muara pinta, tapak tapak doa akan segera ku munajat kan dengan tubuh merengkuh dan tertunduk penuh keseriusan.
Tetaplah---Lantunkan doa yang sudah engkau persiapkan dari pagi hingga petang hingga menunggu wangsit yang tak kunjung datang.
Sebatang kara....Semoga tidak seburuk yang aku pikirkan...
Bacaan Kehidupan
Silakan bisa membaca Nenek Asmi dan Kayu Bakar, Ku pinta sepasang Mata. Semoga bermanfaat-M. Erik Ibrahim
~~~~~Amiin, 13 Juni 2022~~~~~
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H