Bergelimpangan sudah beragam toples berserak dihari lebaran
Bagai titik titik yang tak dapat dijangkau oleh bola mata ini
Sebongkah toples roti pun mencoba menipuku
Anganku sudah terbayang berisi serpihan kue kering mewah
Namun, sepotong emping nan krupuk melarat melimpah di dalamnya
Perasaan ini bagai sudah senang setinggi langit, namun dijatuhkan hingga membuat hati menjerit
Kedua bola mata ini enggan menyerah, jari jemari seakan ingin menelusuri lebih jauh hidangan megah dirumah ini
Toples transparan hingga tak dapat dilirik mata dilihat lihat
Hingga hati seolah terbatin dan menjerit
Nastar.....
Oh kue nastar, Dimanakah gerangan kau..?
Ku ingin menikmati begitu lezatnya dirimu
Tak heran, karena perpaduan sari pati terigu, mentega, telur bersatu padu menjadi satu
Mata ini mulai penat mencari...
Ayolah kemarilah...
Biji mata ini sekejap menoleh kesamping kanan
Tampak toples bening tersaji sepotong nastar
Batin ini seolah menjadi murka dan kalang kabut
Hingga tak ingin ada segelintir orang nan merebut
Mata dan jiwa raga kemudian semakin mendekat
Hingga tangan berusaha menggapai nan mengulurkan
Kalbu bagai terperanjat dan tersambar petir
Nastar direnggut anak kecil
Bagai hati seolah hancur dan tertegun
Kemana lagi ku harus cari kau sekali dalam setahun....