Masa SD adalah masa yang paling menyenangkan, Tapi tidak dengan Saya!Â
Mulai saja,...Â
Pada suatu hari memang ada seseorang yang tingkah lakunya sangat menjengkelkan dan terkadang melakukan pembullyan di waktu luang maupun di lain kesempatan.Â
Kisah ini terjadi pada saat saya duduk di bangku sekolah dasar yang saat itu memang bercanda hingga berbuat keusilan terkadang melewati batas.
pada suatu hari saat itu saya dan salah satu teman saya sedang bermain dengan teman yang lainnya yang notabene memiliki unsur kenakalan tersebut.Â
****
pada suatu hari kami diajak untuk bepergian di halaman tepatnya di luar sekolah yang saat itu suasananya memang tampak sepi dan asri .Â
saat itu saya dan teman saya termasuk salah satu teman saya yang nakal tersebut berinisiatif untuk bermain sebuah permainan sederhana yaitu petak umpetÂ
Waktu demi waktu permainan berjalan dengan seru dan seperti tidak terjadi apa-apa.Â
****
Dan suatu ketika pada saat itu teman saya yang nakal tersebut memiliki inisiatif ketika pada Mendapat giliran berjaga teman yang tadinya menemani saya dan salah satu teman yang nakal tersebut meninggalkan saya sendirian di ruang lingkup perkampungan di dekat sekolah dasar tersebut.Â
penghasil saat itu saya berpikir positif saja dan terus mencari dan mencari hingga dapat bertemu mereka Â
namun sayangnya saat itu tidak menjumpai. Dan saat itu saya tidak ingin membuang waktu lebih lama lagi untuk memberanikan diri pulang .
****
dan akhirnya kembali ke sekolahan dengan gelagap takut dan khawatir manakala temannya yang tadinya bersamanya saat di perkampungan itu mencarinya.Â
Dan singkat cerita , Betapa terkejutnya saya ketika saya sudah berada pada salah satu ruang kelas yaitu ruang kelas saya saat itu mendapati teman-teman saya yang tadinya hilang entah ke mana tersebut sudah berada di ruang kelas tersebut.Â
saat itu saya sudah sedikit muram dan jengkel di dalam hati akan tetapi masih bercampur rasa ketakutan jikalau saya melampiaskan amarah justru nanti berakibat marabahaya pada diri saya sendiri.Â
****
saat itu saya mencoba dengan menenangkan diri terlebih dahulu dan berdamai dengan diri sendiri meskipun saat itu saya seperti terlihat memprihatinkan dan ingin curhat kepada siapapun juga bingung.Â
apa lagi jika curhat dengan sang guru-guru SD yang ternyata gurunya pun akhir tak ada saja.Â
saya berpikir positif saja, Mungkin Sang guru tersebut sedang mendapati masalah pada dirinya maupun berbagai kesibukan yang dialami .Â
meskipun teman saya yang nakal tersebut hingga teman baik yang saat itu bersama saya dan saat itu juga meninggalkan saya yang mungkin juga karena takut dengan teman yang nakal tersebut, akhirnya saya perlahan memaafkan.Â
****
Meskipun pada kenyataannya saat itu dirinya tidak menyatakan maaf yang secara langsung dan saya lebih baik memaafkan dia dalam hati dan mencoba untuk tidak menemui dia lagi maupun berbincang-bincang dengannya lagi.Â
akan tetapi tidak masih bisa bertegur sapa saat ini saya memang masih mengusahakannya.Â
karena saya pada dasarnya juga prinsip dan percaya bahwa ketika saya bisa memaafkan orang lain maka saya akan mendapat peluang juga untuk bisa dimaafkan atas segala dosa-dosa yang telah lakukan oleh Allah SWT .Â
****
Selain itu, saya bisa berkesempatan besar mendapatkan rahmat, ampunan dan perlindungan darinya jikalau memaafkan dengan hati nurani yang ikhlas dan tulus.
Tidak ada salahnya untuk memaafkan kesalahan orang lain meskipun masih tidak berani untuk bertatap langsung dengannya.Â
Alternatifnya yaitu bisa cukup dengan memaafkan lewat hati nurani jika trauma dan takut untuk bertemu dengannya lagi.Â
***
memaafkan orang lain  , mengapa Tidak?Â
----
Demikian dan Salam Hikmah Ramadhan
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H