Dan singkat cerita , Betapa terkejutnya saya ketika saya sudah berada pada salah satu ruang kelas yaitu ruang kelas saya saat itu mendapati teman-teman saya yang tadinya hilang entah ke mana tersebut sudah berada di ruang kelas tersebut.Â
saat itu saya sudah sedikit muram dan jengkel di dalam hati akan tetapi masih bercampur rasa ketakutan jikalau saya melampiaskan amarah justru nanti berakibat marabahaya pada diri saya sendiri.Â
****
saat itu saya mencoba dengan menenangkan diri terlebih dahulu dan berdamai dengan diri sendiri meskipun saat itu saya seperti terlihat memprihatinkan dan ingin curhat kepada siapapun juga bingung.Â
apa lagi jika curhat dengan sang guru-guru SD yang ternyata gurunya pun akhir tak ada saja.Â
saya berpikir positif saja, Mungkin Sang guru tersebut sedang mendapati masalah pada dirinya maupun berbagai kesibukan yang dialami .Â
meskipun teman saya yang nakal tersebut hingga teman baik yang saat itu bersama saya dan saat itu juga meninggalkan saya yang mungkin juga karena takut dengan teman yang nakal tersebut, akhirnya saya perlahan memaafkan.Â
****
Meskipun pada kenyataannya saat itu dirinya tidak menyatakan maaf yang secara langsung dan saya lebih baik memaafkan dia dalam hati dan mencoba untuk tidak menemui dia lagi maupun berbincang-bincang dengannya lagi.Â
akan tetapi tidak masih bisa bertegur sapa saat ini saya memang masih mengusahakannya.Â
karena saya pada dasarnya juga prinsip dan percaya bahwa ketika saya bisa memaafkan orang lain maka saya akan mendapat peluang juga untuk bisa dimaafkan atas segala dosa-dosa yang telah lakukan oleh Allah SWT .Â
****
Selain itu, saya bisa berkesempatan besar mendapatkan rahmat, ampunan dan perlindungan darinya jikalau memaafkan dengan hati nurani yang ikhlas dan tulus.
Tidak ada salahnya untuk memaafkan kesalahan orang lain meskipun masih tidak berani untuk bertatap langsung dengannya.Â