Mohon tunggu...
ERICK JEHAMAN
ERICK JEHAMAN Mohon Tunggu... Mahasiswa - belajar menjalani hidup.

Mahasiswa Filsafat

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Makna Religius Torok

7 April 2021   17:42 Diperbarui: 22 April 2021   09:25 2294
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Makna Religius

maxresdefault-6080dea9d541df3c25118152.jpg
maxresdefault-6080dea9d541df3c25118152.jpg
Orang Manggarai sadar dan mengakui bahwa keberadaan Mori Kraenglah yang memungkinkan manusia ada, bernafas, bergerak. Mori Kraenglah yang memelihara hidup mereka. 

Orang Manggarai juga percaya bahwa Mori Kraenglah yang menciptakan segala yang ada di sekitar mereka yang dapat menunjang kelangsungan hidup mereka. Selain itu mereka juga percaya bahwa bahwa usaha mereka dapat membuahkan hasil apabila Mori Kraeng merestunya dengan memberikan berkat atas usaha tersebut.

Berangkat dari kesadaran tersebut orang Manggarai kemudian mengakui hal itu dengan cara mereka sendiri yaitu torok. Dalam torok mereka mengungkapkan isi hati mereka yaitu ungkapan terima kasih, syukur dan dapat berisi doa-doa permohonan kepada Mori Kraeng. 

Untaian kata-kata dalam torok sendiri mengindikasikan bahwa mereka sadar akan adanya Mori Kraeng yang menyelenggarakan hidup mereka serta yang menjadi awal dan tujuan dari hidup mereka.

Pengakuan tersebutlah yang membuat tradisi torok ini masuk dalam gereja (liturgi). Hemat penulis gereja lokal melihat bahwa benih-benih atau unsur-unsur yang baik dari tradisi ini yang dapat memberikan sumbangan kepada gereja lokal, terutama agar iman katolik bisa merangkul dan menyentuh eksistensi dari manusia Manggarai. 

Orang Manggarai mengakui Tuhan sebagai pencipta, penyelenggara hidup manusia dan kemudian mereka ungkapkan itu dalam tradisi torok, tidak berbenturan dengan ajaran gereja yang mengakui Tuhan sebagai pencipta dan sudah menjadi kebutuhan bagi gereja untuk melambungkan pujian kepada Tuhan melalui liturgi gereja.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun