Mohon tunggu...
Eri Irawan
Eri Irawan Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa Bimbingan dan konseling pendidikan Islam Universitas Pelita Bangsa

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Pelukan Ibu di Tengah Hujan

21 November 2024   16:16 Diperbarui: 21 November 2024   16:24 26
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

**Pelukan Ibu di Tengah Hujan** Suatu sore, awan gelap berkumpul di desa kecil tempat tinggal Tira.

 Seorang gadis berusia 7 tahun baru saja selesai bermain di halaman sekolah ketika tiba-tiba hujan turun dengan deras.

 Tila tidak membawa payung.

 Dia berdiri di bawah pohon besar dan memeluk tasnya yang perlahan basah.

 Saat itu, aku melihat bayangan seorang wanita berlari dari kejauhan.

 Ada seorang ibu yang memegang payung besar berwarna biru.

 Ibu tersentak dan menutupi Tira.

 "Maaf nak, aku terlambat.

 Aku lupa kalau hari ini mendung," ucap sang ibu dengan suara lirih sambil mengusap rambut Tira yang basah.

 Tira hanya tersenyum dan memegang tangan ibunya.

 "Tidak apa-apa, Bu.

 Yang penting ibu datang," jawabnya pelan.

 Dalam perjalanan pulang, Tira merasa hangat meski bajunya basah.

 Ia tahu bukan hanya payung yang melindunginya dari hawa dingin, tapi juga kasih sayang ibunya yang tak pernah pudar meski dalam keadaan sulit.

 Sesampainya Tila di rumah, ibunya segera menyiapkan handuk hangat dan secangkir coklat panas untuknya.

 Tila memeluk ibunya sambil menikmati minumannya.

 "Bu, terima kasih karena selalu ada untukku.

" Ibu tersenyum dan membelai rambut Teila.

 "Seorang ibu akan selalu melindungimu, Nak.

 Kamu adalah anugerah terbesar dalam hidupnya.

" Di luar sedang hujan, namun hati Tila dihangatkan oleh kasih sayang ibunya yang tak ternilai harganya,

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun