Mohon tunggu...
Eri Irawan
Eri Irawan Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa Bimbingan dan konseling pendidikan Islam Universitas Pelita Bangsa

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Etos Kerja Islami

11 Mei 2024   10:33 Diperbarui: 11 Mei 2024   10:34 163
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bab 1 Pendahuluan 

Latar Belakang 

Dalam pandangan Islam, bekerja sebagai bentuk perilaku shaleh patut dihormati, karena  pekerja telah melakukan aktivitas terbaiknya demi kesuksesan dan kebahagiaan  dunia dan akhirat yang penuh kemuliaan.

 kematian.

 Hidup tanpa pekerjaan itu sulit dan menyakitkan.

 Jadi jika Anda mempunyai kemampuan dan kesempatan untuk bekerja, Anda akan melakukannya dengan baik tanpa merusaknya.

 Karena itu berarti menggali kuburmu sendiri.

 Inilah sebabnya mengapa orang-orang yang percaya pada tempat kerja tetap terobsesi dengan kesuksesan dan kemenangan.

 Padahal, produktivitas kita dalam bekerja ditentukan oleh seberapa besar keimanan dan ketakwaan yang kita miliki.

 Itu adalah sesuatu yang selalu kami tanamkan dan kembangkan dengan kuat demi kemaslahatan kehidupan.

 Maka dari itu, apa yang kami lakukan selalu yang terbaik dan tidak sia-sia.

 Karena pekerjaan adalah untuk mereka.

 Ketakwaan sebagai wahana terwujudnya nilai-nilai keimanan dan ketakwaan dalam beribadah dan budaya kerja.

 Upaya orang-orang shaleh untuk meningkatkan produktivitas di tempat kerja dan kita yang beriman kepada Allah harus menjaga dedikasi itu sepanjang hidup kita.

 Dalam Islam, Nabi Muhammad SAW adalah contoh yang tak lekang oleh waktu.

 Setiap nafas hidupnya mengandung banyak sekali contoh yang tidak akan pernah habis.

 Salah satu pelajaran yang dia ajarkan kepada orang lain adalah etos kerjanya yang luar biasa.

 Putranya ini tidak menghalangi  Abdullah  untuk mencari nafkah secara mandiri, karena ia adalah seorang utusan dan pemimpin umat serta berasal dari keluarga bangsawan Quraisy.

RUMUSAN MASALAH

1. apa yang dimaksud dengan etos kerja ?

2. bagaimana etos kerja dalam ajaran islam ?

TUJUAN PENELITIAN

1. Untuk menyelesaikan tugas mata kuliah Agama Islam

2. Berbagi wawasan kepada pembaca

3. Membagi informasi tentang Etos kerja Islami

BAB II PEMBAHASAN 

Pengertian "ethos" adalah berasal dari kata Yunani (ethos) yang berarti perangai atau watak.

 Dari segi ruang lingkup, etos mengacu pada ciri-ciri, sikap, kebiasaan, dan keyakinan yang menjadi ciri khas seseorang atau sekelompok orang.

 Dari kata ``ethos'' diturunkan pula kata ``etika'' dan ``etika'' yang mengacu pada arti ``akraku'' atau ``akrakuki'', yaitu sifat-sifat yang hakiki.

 individu atau kelompok, termasuk negara.

 (Webster, 1980) Ada perbedaan antara etos dan etika.

 Istilah etika secara teoritis dapat dibedakan menjadi dua pengertian.

 Pertama, etika berasal dari kata Yunani ethos yang berarti kebiasaan atau watak.

 Dalam pengertian ini, etika mengacu pada kebiasaan hidup yang baik, baik pada individu maupun dalam masyarakat atau kelompok orang, yang diturunkan dari orang ke orang atau dari generasi ke generasi.

 Kedua, secara terminologi, etika mengacu pada hakikat nilai, konsep-konsep seperti baik, buruk, harus, benar, salah, dan sebagainya, serta prinsip-prinsip umum yang memungkinkannya diterapkan pada semua orang.

 Etika dapat diartikan sebagai landasan moralitas manusia dan sekaligus filsuf tindakan.

Mengenai pengertian kerja, Kamus Besar Bahasa Indonesia mengartikannya sebagai kegiatan melakukan sesuatu.

 (Anton, 1944: 488) El Qusi yang dikutip oleh Ahmad Janan Asifuddin menjelaskan, ada dua jenis aktivitas dan tindakan manusia.

 Pertama, tindakan yang berhubungan dengan aktivitas mental, dan kedua, tindakan yang dilakukan tanpa niat.

 Tipe pertama dicirikan oleh kepentingan, yaitu pencapaian tujuan atau realisasi tujuan tertentu.

 Jenis yang kedua adalah gerakan acak, seperti yang terdapat pada gerakan tidak beraturan, gerakan refleks, dan gerakan bayi kecil yang terjadi tanpa adanya dorongan kemauan atau proses berpikir.

 (Asifudin, 2000: 27) Upaya diri sangat penting dalam Islam.

 Nabi bersabda dalam beberapa hadits bahwa sebaik-baiknya orang adalah orang yang memakan hasil karyanya dengan tangannya sendiri.

 Bahkan ada hadits Qudsi yang menjelaskan bahwa ada dosa yang hanya bisa dihapuskan dengan mencari nafkah untuk keluarga dan tanggungan.

 Tentunya pekerjaan ini memerlukan kualitas kerja yang prima dan etos kerja yang kuat.

 Banyak hadis Nabi Muhammad SAW yang mengajarkan umat manusia untuk memiliki etos kerja yang tinggi dan mengarah pada profesionalisme sesuai dengan petunjuk dan petunjuk Al-Qur'an di atas.

 Termasuk: Ditulis oleh Aisyah R.A. 

sebenarnya oleh Rasulullah s.a.w. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang profesional dalam pekerjaannya.'' (HR.Thabrani, No.: 891, Baihaqi, No.: 334)

 Islam tidak lagi sepenting Islam, namun ia bukan hanya seorang profesional, tetapi juga sosok yang tidak takut pada apapun, dan profesinya hanyalah permainan anak-anak.

 Hari ini hari terakhir bulan terakhir bulan Abu Abdirahman Auf bin Malik Al Asijai, Nomor : .

 Kami bersama utusan Tuhan.

 Semoga Tuhan memberkati dia dan memberinya kedamaian.

 Al baru berusia sembilan, delapan, tujuh.

 : Maukah kamu berbaiat kepada Rasulullah?

 Dan apakah kita baru-baru ini telah mengucapkan sumpah setia kepada Rasulullah?

 Maka kami berkata, ``Wahai Rasulullah, kami telah berjanji setia kepadamu.

'' Rasulullah, kami telah berjanji setia kepadamu.

 Jadi apa yang kita janjikan kesetiaannya?

 Beliau bersabda: Namun syaratnya adalah: beribadah kepada Tuhan, tidak berhubungan dengan Tuhan, shalat lima waktu, taat, menyembunyikan perkataan yang tersembunyi, dan tidak berbuat apa-apa kepada orang lain.

 Saya melihat cambuk jatuh dari beberapa orang, tetapi dia tidak meminta siapa pun untuk memberikannya.

 (HR Muslim)" Itu tergantung pada apa yang terjadi selanjutnya.

 Semoga Tuhan mengasihanimu: ``Wahay Rasulullah, biarlah semua orang tahu apa yang kamu inginkan.

'' Khemudian Nabi memandang Bersabda Raghi dan berkata, ``Bagaimana Rasulullah bisa tahu?

 Maka kami menjawab lagi, ``Wahai Rasulullah, kami memang telah berjanji setia kepadamu.

'' Kemudian dia berkata lagi, ``Maukah kamu bersumpah setia kepada Rasulullah?

'' Kami segera mengulurkan tangan dan mengikrarkan kesetiaan kami.

 .

 ``Wahai Rasulullah, kami telah mengucapkan sumpah setia.

 Lalu sumpah apa lagi yang harus kami penuhi?

'' Nabi menjawab, ``Sembahlah Allah dan jangan ada hubungannya dengan-Nya.

'' Kemudian shalat lima waktu dan taat kepada Allah.

 .

'' Nabi merendahkan suaranya dan berkata, ``Salam baginya.

'' Dan jangan menuntut apa pun dari orang lain.

 " Seorang perawi hadis melaporkan bahwa dia melihat beberapa Ikhwanul Muslimin bertemu di sana, menunjukkan betapa bersemangatnya Ikhwanul Muslimin menerima hal tersebut Sumpah setia Nabi.

 Cambuk mobilnya terjatuh, namun dia tidak meminta bantuan siapapun untuk mendapatkannya kembali.

 (HR.Muslim : No.1729) Seusai kejadian, Auf bin Malik berkata: Setiap sahabat Nabi selalu bekerja keras untuk dirinya sendiri dan melakukan segala sesuatu yang mutlak diperlukan .

 Di sana kami menemukan teman kami yang tertabrak cambuk mobil.Dia tidak  meminta siapa pun untuk membantunya mengambilnya kecuali dia mengambilnya sendiri.

BAB III PENUTUP 

Bagaimana Islam memerintahkan umatnya untuk bekerja tekun dan  profesional serta mengkritik mereka yang malas dan lebih suka meminta ampun kepada orang lain?

 Jadi kami segera mengulurkan tangan dan mengambil sumpah setia.

 ``Ya Rasulullah, kami telah berjanji setia, lalu kesetiaan apa lagi yang harus kami nyatakan?

'' Nabi menjawab: "Saya bersumpah untuk menyembah Allah dan tidak ada hubungannya dengan-Nya.

" Kemudian shalat lima waktu dan taat kepada Allah.

 Kemudian Nabi merendahkan suaranya dan berkata, ``Dan jangan meminta apa pun kepada orang lain.

'' Betapa seriusnya Ikhwanul Muslimin memandang keimanan Nabi, perawi hadis mengatakan: Dilaporkan.

 Melihat cambuk mobil mereka menimpa beberapa orang yang ada di sana, dia tidak meminta bantuan siapapun untuk mendapatkan mobilnya kembali.

 Di sana kami menemukan teman kami yang tertabrak cambuk mobil.

 Dia tidak meminta siapa pun untuk membantunya mengambilnya kecuali dia mengambilnya sendiri.

DAFTAR PUSTAKA 

https://www.nu.or.id/khutbah/anjuran-islam-tentang-etos-kerja-dan-profesionalisme-5ElUf

https://islam.nu.or.id/hikmah/meneladani-etos-kerja-nabi-muhammad-

https://islam.nu.or.id/sirah-nabawiyah/teladan-etos-kerja-nabi-muhammad-SygFD

Kirom, C. (2018). Etos kerja dalam islam. Tawazun: Journal of Sharia Economic Law.

 Zaini, A. (2016). Meneladani etos kerja Rasulullah. https://jurnal.iainkudus.ac.id

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun