Mohon tunggu...
Erigovina Arauna
Erigovina Arauna Mohon Tunggu... Wiraswasta - erig

Saya adalah seorang pemusik gereja dan sejak tahun 2016 saya menyukai dunia literasi dan belajar menjadi penulis. Pernah lolos dalam event menulis buku puisi dengan judul ''Sebuah Perjalanan". Aktifitas saya saat ini adalah selain bermusik, saya juga belajar menulis. Saat ini saya bertempat tinggal di Timor Tengah Selatan - NTT

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Mengenang Orang Terkasih

20 Februari 2021   13:01 Diperbarui: 20 Februari 2021   13:07 141
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Diary. Sumber ilustrasi: PEXELS/Markus Winkler

Suka dan duka aku lalui dengan penuh rasa syukur. Aku lebih dekat dengan TUhan. Aku terus mengarahkan hati agar aku terus pada jalan-Nya dan tetap dalam tuntunan cinta kasih Allah. Aku beberapa kali pulang untuk mengobati rasa rinduku kepada nenek. 

HIngga pada akhirnya akupun lulus dengan nilai yang baik. AKu pulang dan nenekku pun ikut merasakan bahagiaku. Sekian lama aku hidup dirantau, kini aku pulang membawa nilai dan menunjukkan kalau aku telah lulus kuliah. Aku sangat bersyukur punya nenek yang selalu mendukungku serta selalu mendoakanku.

Pada tahun 2017, aku memutuskan untuk pergi ke Indonesia bagian Timur untuk meneruskan hidup seorang diri. Jika TUhan memberiku pendamping ya bersyukur. 

Jika belum, aku akan terus menjalani hari-hariku dengan penuh syukur kepada-Nya. Selama setahun aku hanya bekerja serabutan. 

Hampir setiap hari aku menangis teringat nenek. Hidupku benar-benar sepi. AKu tak pernah merasakan sentuhan hangat dari kedua orangtuaku. Sangat sepi sekali. 

Aku sering mencurahkan isi hatiku dengan menulis puisi, pergi ke tempat wisata serta mengisi hidup dengan pengalaman-pengalaman bberharga di tanah rantau. Meski terasa pahit, aku harus tersenyum dan tetap kuat. 

Aku sering bermimpi nenek. Suatu saat, aku mendapat telephone dari tante memberitahukan agar aku cepat pulang. Aku pun tak pikir panjang. 

KArena aku yakin ada sesuatu yang menimpa nenek. Melintasi pulau beberapa jam, menghantarkanku sampai di Surabaya dengan keadaan baik dan aku meneruskan perjalanan. Ketika sampai dirumah, aku sangat kaget bahwa nenekku sudah terbaring lemah karena baru saja keluar dari rumah sakit. 

Keluarga menceritakan bahwa nenek sudah beberapa hari dirawat dirumah sakit. Kondisinya parah dan sudah tidak bisa mengenali orang. Air mataku jatuh, aku tak bisa berkata apa-apa kecuali hanya berharap Tuhan memberi mujizat pada nenekku. 

AKu menemaninya, aku menyuapi makanan dan aku membisikkan doa agar nenek bisa bertahan dalam rasa sakit yang dideritanya. Ketika malam, aku menemani nenek hingga pada suatu subuh, nenek tiba-tiba mengembalikan memoriku ke masa kecil. Nenek tiba-tiba menyuruhku membuka lemari mencari uang dengan berkata apa uang ini cukup untuk beli makanan kesukaanmu? 

Aku menangis sambil berkata "iya".  Aku teringat dulu semasa kecil nenek selalu membelikan makanan kesukaanku. Saat itupun aku menangis sambil memeluknya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun