Mohon tunggu...
eri fauzi rahman
eri fauzi rahman Mohon Tunggu... Guru - Guru

Guru di SMKN 1 Sukanagara Kabupaten Cianjur Jawa Barat

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Pasca OTT Bupati, Isu Pemekaran Cianjur Selatan Kembali Mencuat

16 Desember 2018   12:44 Diperbarui: 16 Desember 2018   12:57 470
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pasca Operasi Tangkap Tangan (OTT) KPK yang melibatkan Bupati Cianjur IRM dan sejumlah pejabat lainnya, Rabu (12/12),  Kabupaten Cianjur menjadi sorotan media nasional. Kasus OTT kepala daerah yang berulang kali terjadi, sepertinya tidak ada efek jera bagi sejumlah pejabat, untuk tidak melakukan praktik tindak pidana korupsi.

Sorotan media kembali tertuju, setelah peristiwa 12/12 tersebut  sebagian masyarakat Cianjur seolah berpesta pora, riang gembira, syukuran, bersama-sama makan nasi liwet 1000 kastrol dialun-alun Cianjur (Jumat, 14/12). Itulah kejadian terbaru di Cianjur pekan ini, yang secara tiba-tiba menjadi sorotan awak media. Cianjur sohor karena kasus korupsi.

Lepas dari itu semua, ditahun kedua pasca IRM di lantik menjadi Bupati, saya merasakan geliat pembangunan infrastruktur di Kabupaten Cianjur. Barangkali kebanyakan maysarakat Cianjur jika jujur, mau mengakui dan juga merasakannya.

Tetapi patut disayangkan, ditengah geliat tersebut ternyata ada sejumlah pejabat yang coba memainkan kekuasaannya untuk memperkaya diri, dan ternyata melibatkan Bupati. Terlebih yang dicomot adalah biaya pendidikan dari Dana Alokasi Khusus (DAK) untuk pembangunan sarana pendidikan, dalam rangka meningkatkan pendidikan di Kabupaten Cianjur.

Bagi saya selaku masyarakat Cianjur pakidulan (Cianjur Selatan), dengan kejadian ini, merasa kecewa. Cianjur Selatan yang dari dulu kurang diperhatikan dan sekarang berangsur membaik, tetapi seolah musnah harapan kami dengan praktik korupsi sejumlah pejabat. Isu pemekaran Cianjur Selatan bisa jadi akan kembali mencuat, bahkan  menjadi salah satu pilihan untuk mengobati rasa kekecewaan masyarakat Cianjur pakidulan. 

Kejadian ini merupakan momentum tepat, untuk kembali menyuarakan pemekaran Cianjur Selatan (tentu bukan berarti memancing ikan di air keruh). Sudah saatnya Cianjur Selatan dimekarkan menjadi kabupaten baru, mengingat (menurut sejumlah informasi) semua syarat pemekaran sudah siap.

Sebetulnya isu pemekaran Cianjur Selatan, bukan cerita baru tetapi hampir puluhan tahun, sejumlah aktivis dan tokoh yang tergabung dalam PMCK (Paguyuban Masyarakat Cianjur Kidul), sangat  "getol" menyuarakan pemekaran Daerah Otonomi Baru (DOB) untuk Cianjur Selatan. Beberapa kali, pemekaran Cianjur Selatan hampir menemui titik terang, bahkan tinggal ketuk palu, tetapi lagi-lagi tidak jadi, entah karena alasan politis atau yang lainnya.

Sepertinya, untuk kesekian kalinya masyarakat Cianjur Selatan kehilangan momentum, sehingga pemekaran tidak kunjung realisasi.  Ketika momen pilkada datang, isu pemekaran Cianjur Selatan mencuat, entah dimainkan sebagian calon atau apa, tetapi isu ini menjadi daya tawar bagi calon kepala daerah untuk meraup suara. Termasuk ketika pemilihan Bupati dan pemilihan Gubernur Jabar baru-baru ini.

Setelah Kang Emil didaulat menjadi Gubernur Jabar, titik terang DOB Pemekaran Cianjur Selatan kembali mencuat. Pernyataan Kang Emil di beberapa media seolah mengisyaratkan pemekaran disejumlah daerah di Jawa Barat termasuk Cianjur Selatan segera terwujud.

Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil menyatakan rencana pemekaran daerah di Jawa Barat harus menjadi agenda politik bertepatan memasuki pada Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019. Ridwan Kamil mempunyai janji politik untuk memekarkan Jawa Barat saat Pemilihan Gubernur (Pilgub) 2018. Daerah yang menjadi sorotan untuk pemekaran yaitu Bandung Timur, Bogor Selatan, Bogor Timur, Sukabumi Selatan, Cianjur Selatan, Garut Selatan, Tasikmalaya, dan Cirebon.

"Pemekaran harus menjadi agenda politik. Kita harus sampaikan kepada siapa pun Presidennya. Jabar harus punya pressure politik. Jangan hanya pasrah," ujar Ridwan Kamil di Bandung, Jawa Barat, Kamis (6/9/2018).

Dikutip dari: RadarCianjur.com (08/09/2018) 

Emil mengaku pemekaran di Jabar telah masuk dalam program kerjanya dalam lima tahun kedepan jika terpilih menjadi Gubernur Jabar. Bahkan Emil akan melakukan kontrak politik dengan calon presiden untuk menghapus moratorium dan menyetujui pemekaran di Jabar.

"Ya nanti siapapun yang mau presiden punya kontrak politik juga dengan masyarakat Jawa Barat bahwa moratorium bisa dicabut kalau ingin dukungan dari masyarakat Jawa Barat," ujar Emil ditempat yang sama.

Cara politik itu diakui Emil akan dilakukan jika terpilih menjadi orang nomor satu di Jabar. Terlebih Emil telah memetakan untuk melakukan pemekaran lebih dari 10 daerah termasuk Cianjur Selatan.

"Jabar dgn penduduk 47juta harusnya 40 daerah, sekarang hanya 27 daerah kurang 13 daerah. Padahal Jawa Timur jumlah penduduknya 40 juta daerahnya 38. Jadi penjomplangan pelayanan publik, kualitas manusia dan dana APBN yang tidak setara," pungkasnya.

Dikutip dari:  jabar.metrotvnews.com (Kamis, 10 Mei 2018)

Melalui tulisan ini, saya sebagai masyarakat dari Cianjur Selatan (tidak berafiliasi dengan organisasi atau partai apapun), mendorong para pegiat, aktivis dan tokoh untuk kembali memperjuangkan pemekaran Cianjur Selatan, demi terwujudanya Cianjur Selatan yang ECeSS (Eling, Cerdas, Sehat, Sejahtera). "MOMENTUM ITU BUKAN DITUNGGU, TETAPI DICIPTAKAN" FOR CIANJUR SELATAN ECeSS

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun