1. Orang Papua percaya te aro neweak lako (alam adalah aku). Tanah dianggap sebagai bagian dari kehidupan manusia. Kehati-hatian harus diambil ketika menggunakan sumber daya alam.
2. Orang Serawai di Bengkulu percaya pada Celako Kumali. Kelestarian lingkungan diwujudkan dengan keyakinan yang kuat terhadap nilai-nilai tradisi pertanian dan bercocok tanam.
3. Komunitas Dayak, Kenya, Kalimantan Timur. Ada tradisi Tanaulen. Kawasan hutan dikelola dan dimiliki oleh masyarakat adat.
4. Masyarakat Bali dan Lombok. Selamanya memiliki kearifan lingkungan. Awig-awig adalah kode etik yang ditetapkan oleh masyarakat berdasarkan rasa keadilan dan kesusilaan masyarakat.
5 Masyarakat Badui antara lain telah diberikan pendekatan bencana dalam bentuk piccoos (pelajaran adat dasar) yang mengajarkan dengan contoh lokal bahwa gunung tidak boleh dilebur dan lembah tidak boleh dihancurkan. kesiapan kita. Semoga kearifan lokal di sekitarmu tetap terjaga.
Manusia dibagi menjadi tiga unit: fisik, animus, dan spiritual. Animus berasal dari bahasa Yunani anemos, yang berarti sesuatu yang hidup (bernafas) yang ditiupkan ke dalam korpus (wadah atau amplop). Jadi corpus adalah badan (body). Dan Spiritus adalah Roh (Roh). animus identik dengan psyche dan berarti jiwa (nafas jiwa). Istilah jiwa seperti yang digunakan dalam psikologi saat ini mempersempit maknanya. Jiwa dalam terminologi psikologi modern adalah aspek yang lebih spiritual, dan aspek spiritual itu adalah gelombang permukaan laut dalam yang disebut jiwa. Fungsi pikiran untuk jiwa dan fungsi pikiran untuk tubuh dapat ditemukan dalam referensi.
AKSARA JAWA
Manusia punya tangan kiri & kanan, lalu kaki kiri & kanan atau berjumlah
20 jari-jari berdasarkan 4 pancer ontologis, sebagai alienasi diri dalam 4 arah angin Timur Barat
Utara & Selatan ditafsir dalam hemenutika dalam sifat "aluamah supiah amarah,
mutmainah" menghasilkan "Roh Aksara Jawa" atau Aksara Kawi Aji Saka; yg
berjumlah 20 huruf; (1) ha na ca ra ka (tesis); (2) da ta sa wa la (Anti tesis); (3) pa da
ja ya nya (sintesis); (4) ma ga ba tha nga (kekosongan_ ngesti Suwung atau saya
sebut "Hong"); empat pengalaman negative & positif ini lalu menghasilkan
apa yg disebut "tatanan" semacam kecocokan, harmoni, membuahkan dokrin jiwa
manusia (papan, ampan, adepan); atau nama lain dalam sastra agung bernama;
"Mantra Kidung Bawono Langgeng" epos "Hong Wilaheng Sekareng Bawono
Langgeng" Sopo entuk wahyuning Gust Allah; Gyoh dumilah mangulah ngilmu
bangkit; Bangkit mikat reh mangukut; Kukutaning jiwanggo; Yen mangkono; Keno
sinebut wong sepuh; Liring sepuh sepi howo; Awas loro ning atunggal;
(merupakan terjemahannya merupakan Siapapun yg mendapat wahyu Tuhan; Dengan
bijaksana mawas diri mencerna ilmu tinggi; sanggapu n sanggup menguasai ilmu
kasampurnan; Kesempurnaan lahiriah batiniah; Dan pantas disebut "orang tua"
bijaksana; Arti "keutuhan manusia " merupakan sanggup mengendalikan seluruh hal
paradox kehidupan.
Sekian Materi Tengang Empat Weto Sedulur Papat Limo Pancer Dan Kearifan Lokal Indonesia
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H