Mohon tunggu...
Eric Bangun
Eric Bangun Mohon Tunggu... Lainnya - Amateur Film Advisor

Most of these articles are opinions, reviews, and lists from the box office or underrated movies.

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

The Lobster (2015): Ketika Jomblo Dihukum Jadi Binatang!

21 Agustus 2024   15:25 Diperbarui: 21 Agustus 2024   15:28 145
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pinterest: The Lobster (2015)

The Lobster (2015) adalah film yang nggak biasa dan bakal bikin kamu mikir dua kali soal cinta dan hubungan. Disutradarai oleh Yorgos Lanthimos, film ini membawa kita ke dunia distopia yang absurd, di mana menjadi single itu nggak cuma sekadar status, tapi sebuah hukuman. Penasaran? Yuk, kita bahas lebih dalam!

Plot: Jadi Single atau Diubah Jadi Hewan?

Bayangin hidup di dunia di mana single itu dilarang. Dalam realitas The Lobster, orang yang nggak punya pasangan dikirim ke sebuah hotel “aneh” dan dikasih waktu 45 hari buat menemukan pasangan baru. 

Kalau nggak berhasil, mereka akan diubah jadi hewan pilihan mereka sendiri. Yes, beneran diubah jadi hewan! Protagonis kita, David (diperankan oleh Colin Farrell), memilih untuk jadi lobster kalau dia gagal menemukan pasangan—makanya judulnya The Lobster.

Cerita absurd ini berkembang dengan cara yang bikin kita bertanya-tanya: "Seberapa jauh sih seseorang akan mencari pasangan demi nggak sendirian?" Apakah cinta bisa dipaksakan, atau lebih baik single dan jujur pada diri sendiri?

Perspektif Cinta yang Unik dan Absurd

The Lobster menawarkan perspektif yang beda soal cinta dan hubungan. Di dunia ini, cinta bukan lagi soal perasaan, tapi soal survival

David dan para tamu hotel lainnya dipaksa mencari pasangan berdasarkan kriteria yang superfisial (terlihat), seperti kesamaan fisik atau kelemahan. 

Contohnya, ada karakter yang hanya bisa berhubungan dengan orang lain yang juga mimisan, atau punya ketidakmampuan emosional yang sama.

Ini bikin kita bertanya: Apa bener cinta harus selalu soal kesamaan? The Lobster ngasih satire yang tajam tentang bagaimana masyarakat kadang terlalu fokus pada kesamaan daripada esensi cinta yang sebenarnya.

Selain itu, Di kehidupan nyata, kita sering pula dengar pertanyaan seperti "Kapan nikah?" atau "Udah punya pacar belum?" Seolah-olah menjadi single itu salah. Yorgos Lanthimos memvisualisasikan tekanan ini dengan cara yang ekstrem, tapi tetap relatable.

Pinterest: The Lobster (2015)
Pinterest: The Lobster (2015)

Visual dan Atmosfer yang Surreal

Dari segi visual, The Lobster punya gaya yang beda dari film romance biasanya. Setting yang dingin dan steril, cocok dengan mood film yang penuh ketegangan dan kecemasan.

Cinematography yang menonjolkan warna-warna muted (saturasi rendah) ini mencerminkan isolasi dan keputusasaan yang dirasakan karakter-karakternya. 

Selain itu, dialog yang kaku dan monoton bikin suasana film makin surreal dan nggak nyaman. Tapi justru di situlah daya tarik The Lobster—semua elemen aneh ini sukses bikin kita ngerasain betapa absurdnya dunia di mana cinta dipaksakan.

Makna Mendalam: Apa Itu Cinta Sejati?

The Lobster nggak sekadar film yang aneh. Film ini juga ngajak kita buat mikir tentang apa itu cinta sejati. Apa benar cinta bisa dipaksakan hanya karena kita takut sendirian? 

Atau mungkin cinta sejati justru muncul ketika kita berani melawan tekanan sosial dan memilih untuk menjadi diri sendiri? Film ini bikin kita merenung tentang arti pasangan hidup yang sesungguhnya dan bagaimana kita mendefinisikan cinta.

Pinterest: The Lobster (2015)
Pinterest: The Lobster (2015)

Kesimpulan: Relationship Goals atau Nightmare?

The Lobster jadi film yang out of the box dan mungkin bikin kamu merasa nggak nyaman, tapi justru di situlah kekuatannya. Film ini mengajak kita buat berpikir tentang konsep cinta dan hubungan dengan cara yang beda dari film romantis lainnya.

Apa kita benar-benar butuh pasangan hanya karena takut sendirian, atau apakah kita harus mencari cinta yang tulus?

Buat kamu yang suka film dengan konsep unik dan penuh pesan filosofis, The Lobster wajib ditonton. Film ini nggak cuma ngasih hiburan, tapi juga perspektif baru tentang cinta dan hubungan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun