Untuk menghindari kesalahan di masa lalu, desain UN baru harus mempertimbangkan:
a. Menjauhkan diri dari paradigma lama sebagai penentu kelulusan tunggal.
b. Mengintegrasikan prinsip-prinsip AN dalam soal-soal berbasis kompetensi.
c. Mengembangkan sistem sanksi tegas untuk mencegah kecurangan, termasuk pencabutan izin operasional bagi sekolah yang melanggar.
Perspektif Mahasiswa terkait Wacana Kembalinya Pelaksanaan UN
Erico Anugerah Perdana, mahasiswa S1 Matematika di Universitas Terbuka, memberikan pandangan kritis terhadap rencana kembalinya UN. Menurutnya, pelaksanaan UN perlu disesuaikan dengan tantangan zaman dan standar internasional seperti Program for International Student Assessment (PISA) dari OECD. Ia menegaskan bahwa:
a. UN tidak boleh menjadi penentu kelulusan, tetapi instrumen untuk meningkatkan kualitas pendidikan.
b. Modifikasi AN dapat menjadi dasar pengembangan UN agar tetap relevan.
c. Pemberian sanksi tegas bagi sekolah yang terlibat dalam kecurangan akan mendorong pelaksanaan ujian yang lebih jujur dan bermartabat.Â
Menurut Erico, keberhasilan kebijakan evaluasi pendidikan juga bergantung pada sinergi antara pemerintah dan lembaga legislatif seperti Komisi X DPR RI. Penting bagi seluruh pihak untuk memprioritaskan pendekatan yang berorientasi pada pembelajaran seumur hidup, bukan sekadar angka atau skor.
Selain itu, desain UN yang baru perlu mempertimbangkan pemanfaatan teknologi. Ujian berbasis komputer yang lebih canggih dapat mengurangi peluang manipulasi dan meningkatkan efisiensi pelaksanaan. Namun, pemerataan akses teknologi di seluruh wilayah Indonesia harus menjadi perhatian serius agar tidak menciptakan kesenjangan baru.
Penting juga mempertimbangkan apakah UN dapat berkontribusi pada visi besar Indonesia Emas 2045. Dalam konteks ini, UN seharusnya:
a. Mendukung pengembangan keterampilan abad ke-21 seperti berpikir kritis, kolaborasi, komunikasi, dan kreativitas.
b. Memastikan bahwa setiap siswa, terlepas dari latar belakangnya, memiliki kesempatan yang setara untuk berhasil.
Menjaga Esensi Pendidikan
Evaluasi pendidikan harus dirancang agar tidak mereduksi esensi pembelajaran. Ujian yang hanya berorientasi pada nilai akan mendorong: